Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantu Redam Konflik Afghanistan, Erdogan Siap Bertemu Pemimpin Taliban

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bersedia bertemu dengan pemimpin Taliban sebagai upaya membantu mengamankan perdamaian di Afghanistan.

“Perkembangan terakhir dan situasi publik Afghanistan benar-benar meresahkan,” kata Erdogan pada Rabu (11/8/2021) saat diwawancarai CNN Turk.

"Bahkan mungkin saya bisa berada dalam posisi untuk menerima orang yang akan menjadi pemimpin mereka," sambung Erdogan.

Dia menuturkan, hal itu rela dia lakukan demi perdamaian di Afghanistan sebagaimana dilansir TRT World.

"Mengapa? Karena jika kita tidak mendapatkan kendali atas hal-hal seperti ini pada tingkat yang tinggi, tidak mungkin untuk mengamankan perdamaian kali ini di Afghanistan," tambah Erdogan.

Bulan lalu Erdogan menuturkan bahwa Turki akan mengadakan diskusi dengan Taliban sebagai bagian dari proses perdamaian.

Banyak kota jatuh ke tangan Taliban

Taliban merebut tiga ibu kota provinsi tambahan dan markas tentara lokal di Afghanistan pada Rabu.

Dengan demikian, Taliban disebut berhasil mengontrol kendali atas dua pertiga wilayah Afghanistan.

Kelompok pemberontak tersebut memulai serangan kilatnya pada Mei sejak pasukan asing yang dipimpin AS mulai meninggalkan negara tersebut.

Jatuhnya ibu kota provinsi Badakhshan, Baghlan, dan Farah menambah tekanan pada pemerintah Afghanistan untuk membendung laju para milisi Taliban.

Di tengah agresivitas kelompok pemberontak tersebut, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bergegas ke provinsi Balkh yang sudah dikepung oleh wilayah yang dikuasai Taliban.

Saat ini, Turki memiliki tentara yang ditempatkan di Afghanistan sebagai bagian dari pasukan NATO di sana.

Ankara lantas menawarkan untuk mengamankan bandara Kabul setelah pasukan AS dijadwalkan sepenuhnya ditarik pada akhir Agustus.

Turki mengatakan, pihaknya akan mengamankan bandara jika kondisi diplomatik, keuangan, dan logistik terpenuhi.

Kekhawatiran munculnya migran ilegal

Sebelumnya, Erdogan juga sempat berbicara dengan pemimpin Qatar guna membicarakan konflik Afghanistan.

Dalam pembicaraan tersebut, mereka membahas strategi untuk menyetop Taliban lalu mengambil langkah untuk perdamaian.

Di sisi lain, Turki khawatir bila kekerasan semakin meningkat dapat membawa gelombang migran gelap ke negaranya itu melalui Iran.

Saat ini, Ankara menampung hampir empat juta pengungsi Suriah.

Erdogan menekankan bahwa Turki memiliki masalah di bawah kendali dengan tembok yang dibangun di timur dan selatan negaranya.

"Baik di perbatasan dengan Iran atau Irak, tembok kami meningkat secara signifikan saat ini. Tembok yang menjulang ini untuk mencegah migrasi ilegal ke negara kami," katanya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/12/054732070/bantu-redam-konflik-afghanistan-erdogan-siap-bertemu-pemimpin-taliban

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke