Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Air Minum Dalam Kemasan Dijual di Dunia dan Indonesia

Kompas.com - 05/05/2023, 14:12 WIB
Diva Inggar Sabilillah,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Pada 1856, lebih dari 7 juta botol air terjual di Saratoga Springs, New York, salah satu sumber air kemasan paling terkenal saat itu. 

Selanjutnya, metode desinfeksi air, yaitu klorinasi ditemukan sebagai obat yang efektif untuk membasmi epidemi tifus pada 1905. Oleh karena itu, air kemasan mulai kehilangan popularitasnya. 

Metode klorinasi membuat air keran lebih aman untuk dikonsumsi. Metode ini juga semakin meluas diperkenalkan ke negara lain. 

Permintaan air kemasan yang dimurnikan mulai berkurang dan ketinggalan zaman pada awal abad ke-20.

Botol plastik pertama kali digunakan secara komersial pada tahun 1947. Namun, saat itu, botol plastik masih relatif mahal dan mustahil dibeli bagi sebagian kalangan.

Air minum dalam kemasan kembali popular pada 1970-an. Tepatnya, pada 1973, Nathaniel Wyeth menciptakan dan mematenkan botol plastik pertama yang mampu menampung minuman berkarbonasi, yaitu Polyethylene terephthalate

Botol ini harganya lebih murah sehingga membuat air kemasan lebih mudah diakses oleh segala kalangan.

Baca juga:

Sejarah air minum dalam kemasan di Indonesia

Indonesia juga memiliki sejarah tersendiri terkait kemunculan air minum dalam kemasan. 

Dilansir dari laman Cairo Food, air minum dalam kemasan di Hindia Belanda pertama kali diciptakan oleh Hendrik Freerk Tillema, seorang pria asal Belanda, dengan merek Hygeia. 

Ia mulai memasarkan produknya di Semarang pada 1920-an. Sumber air berasal dari air pegunungan di Jawa Timur. 

Namun, saat itu, harga air mineral Hygeia dianggap terlalu mahal bagi masyarakat asli sehingga usaha Tillema tidak berkembang.

Setelah 60 tahun berlalu, seorang pria bernama Tirto Utomo ingin mengikuti jejak Tillema, yaitu memproduksi air minum dalam kemasan. Tirto menamainya dengan merek Aqua. 

Aqua dirilis melalui perusahaan PT Aqua Golden Mississippi yang didirikan 1973 dan mengambil sumber mata air pegunungan. 

Awalnya, penjualan Aqua sempat menurun dan hanya laku terjual di kalangan atas. Terlebih, saat itu, air mineral melimpah dan bisa didapat secara gratis. 

Namun, seiring berjalannya waktu, Aqua mulai dikenal dan diterima banyak masyarakat dan penjualannya semakin meningkat.

Suksesnya produk Aqua membuat banyak perusahaan yang mulai mengikuti jejaknya pada awal tahun 2000-an. 

Sampai saat ini, produk air mineral dalam kemasan semakin beragam di pasaran, baik merek maupun kemasan dan kandungan air mineral yang berbeda-beda.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com