Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Air Minum Dalam Kemasan Dijual di Dunia dan Indonesia

KOMPAS.com - Air minum dalam kemasan menjadi salah satu produk yang banyak diminati oleh banyak masyarakat dari semua kalangan.

Selain karena praktis bisa dibawa kemana-mana, air minum dalam kemasan juga terjamin kebersihannya.

Sebelum dipasarkan, air minum dalam kemasan sudah melewati serangkaian proses produksi dan uji kelayakan terlebih dahulu.

Air minum dalam kemasan juga punya sejarah tersendir, baik di Indonesia maupun dunia.

  • Kenapa Air Minum Tidak Redakan Pedas?
  • Apakah Cukup 8 Gelas Air Putih Per Hari Saat Cuaca Panas?
  • 12 Manfaat Kesehatan Minum Air Putih, Bukan Hanya Cegah Dehidrasi

Melansir laman The Kitchn, pada 1622, air minum dalam kemasan pertama kali dijual oleh pabrik pembotolan Holly Well di Inggris.

Semenjak itu, banyak perusahaan mulai menjual mata air mineral dalam bentuk botolan di Eropa.

Pada awal abad ke-18, Eropa mulai mengakui manfaat air bagi kesehatan dari. Kehadiran mata air alami di banyak daerah di luar Eropa memicu kejadian ini.

Praktik ini semakin populer di seluruh Eropa dan Amerika Serikat pada 1700-an karena mata air alami diyakini memiliki efek penyembuhan dan terapi. 

Oleh sebab itu, air minum dalam kemasan sering dijual sebagai obat di apotek hingga 1900-an. 

Pada periode ini, air mineral botolan ditetapkan sebagai minuman yang populer.

Air botolan pertama yang dikomersialkan ditemukan di Amerika pada 1767. Air botolan itu didistribusikan dan dijual oleh Jackson’s Spa di Boston. 

Akibat peminat air mineral dalam kemasan yang tinggi di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, Johann Jacob Schweppe ikut memproduksi air berkarbonasi di Jenewa, Swiss. Ia juga mendirikan Perusahaan Schweppes pada 1783 yang bertahan sampai sekarang.

Pada 1809, air berkarbonasi mulai menjadi tren di Amerika Serikat setelah Joseph Hawkins menerima hak paten untuk memproduksi air mineral tiruan. 

Segera setelah itu, produksi mengalami pertumbuhan cepat dan signifikan berkat penurunan biaya gelas dan teknik pembotolan yang semakin maju, 

Meningkatnya wabah tifus dan kolera membuat banyak orang Amerika Serikat bergantung pada air kemasan sebagai pilihan yang lebih aman dan sehat. Selain itu, air mineral kemasan juga memiliki khasiat obat dari sumber alaminya. 

Pada 1856, lebih dari 7 juta botol air terjual di Saratoga Springs, New York, salah satu sumber air kemasan paling terkenal saat itu. 

Selanjutnya, metode desinfeksi air, yaitu klorinasi ditemukan sebagai obat yang efektif untuk membasmi epidemi tifus pada 1905. Oleh karena itu, air kemasan mulai kehilangan popularitasnya. 

Metode klorinasi membuat air keran lebih aman untuk dikonsumsi. Metode ini juga semakin meluas diperkenalkan ke negara lain. 

Permintaan air kemasan yang dimurnikan mulai berkurang dan ketinggalan zaman pada awal abad ke-20.

Botol plastik pertama kali digunakan secara komersial pada tahun 1947. Namun, saat itu, botol plastik masih relatif mahal dan mustahil dibeli bagi sebagian kalangan.

Air minum dalam kemasan kembali popular pada 1970-an. Tepatnya, pada 1973, Nathaniel Wyeth menciptakan dan mematenkan botol plastik pertama yang mampu menampung minuman berkarbonasi, yaitu Polyethylene terephthalate. 

Botol ini harganya lebih murah sehingga membuat air kemasan lebih mudah diakses oleh segala kalangan.

Indonesia juga memiliki sejarah tersendiri terkait kemunculan air minum dalam kemasan. 

Dilansir dari laman Cairo Food, air minum dalam kemasan di Hindia Belanda pertama kali diciptakan oleh Hendrik Freerk Tillema, seorang pria asal Belanda, dengan merek Hygeia. 

Ia mulai memasarkan produknya di Semarang pada 1920-an. Sumber air berasal dari air pegunungan di Jawa Timur. 

Namun, saat itu, harga air mineral Hygeia dianggap terlalu mahal bagi masyarakat asli sehingga usaha Tillema tidak berkembang.

Setelah 60 tahun berlalu, seorang pria bernama Tirto Utomo ingin mengikuti jejak Tillema, yaitu memproduksi air minum dalam kemasan. Tirto menamainya dengan merek Aqua. 

Aqua dirilis melalui perusahaan PT Aqua Golden Mississippi yang didirikan 1973 dan mengambil sumber mata air pegunungan. 

Awalnya, penjualan Aqua sempat menurun dan hanya laku terjual di kalangan atas. Terlebih, saat itu, air mineral melimpah dan bisa didapat secara gratis. 

Namun, seiring berjalannya waktu, Aqua mulai dikenal dan diterima banyak masyarakat dan penjualannya semakin meningkat.

Suksesnya produk Aqua membuat banyak perusahaan yang mulai mengikuti jejaknya pada awal tahun 2000-an. 

Sampai saat ini, produk air mineral dalam kemasan semakin beragam di pasaran, baik merek maupun kemasan dan kandungan air mineral yang berbeda-beda.

https://www.kompas.com/food/read/2023/05/05/141200375/sejarah-air-minum-dalam-kemasan-dijual-di-dunia-dan-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke