Menambahkan dari laman Kompas.com yang tayang pada Senin (13/8/2012), meskipun kedelai lokal unggul dalam pembuatan tahu dibanding kedelai impor tetapi kedelai lokal punya kelemahan untuk bahan baku tempe.
Hal ini dikarenakan ukuran kedelai lokal lebih kecil, tidak seragam, kurang bersih, kulit ari kacang sulit terkelupas saat proses pencucian, dan waktu yang digunakan untuk proses peragian termasuk lama.
Melihat perbandingan kualitas kedelai impor dan kedelai lokal ini, Kepala Divisi Ekofisiologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Holtikultura, Intitut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS mengatakan bahwa penting bagi pemerintah untuk memaksimalkan protensi kedelai lokal yang ada.
"Produk kedelai kita enak dan gurih. Kalau ada yang bilang ukurannya (kedelai lokal) kecil, memang benar, cuma yang besar juga ada. Jadi harus dikembangkan," katanya saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Senin (21/2/2022).
Menurut Munif perbedaan ukuran dan berat antara kedelai lokal dan impor tidak terlalu jauh. Ia mengatakan per 100 biji kedelai lokal beratnya 15 gram, angka tersebut tidak jauh berbeda dari kedelai impor yang beratnya 16 hingga 17 gram.
"Cuma yang menjadi kunci sekarang ialah bagaimana mencukupi produksi kedelai lokal supaya tidak terlalu jauh dari kedelai impor dan kita bisa mandiri. Kalau tidak ada pergerakan, maka kita akan tetap terus impor," katanya.
Ia menyampaikan bahwa mengimpor kedelai dari luar negeri bukanlah hal yang salah tetapi tindakan ini perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas kedelai lokal secara perlahan.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.