Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Indonesia Mampu Swasembada Kedelai Lokal?

Kompas.com - 21/02/2022, 17:03 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Naiknya harga kacang kedelai di Indonesia saat ini berdampak pada tingginya biaya produksi dan harga jual bahan makanan yang terbuat dari kedelai, seperti tahu dan tempe.

Salah satu faktor yang membuat harga kedelai naik yaitu mahalnya harga kedelai impor di pasaran.

Dilansir dari artikel Kompas.com yang tayang Selasa (5/1/2021) kedelai di Indonesia saat ini sebagian besar merupakan kedelai impor.

Indonesia tercatat sebagai negara importir kedelai terbesar di dunia setelah China. 

Bisakah Indonesia swasembada kedelai untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga yang sering kali terjadi?.

Menanggapi hal ini, Kepala Divisi Ekofisiologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Holtikultura, Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS mengatakan Indonesia memiliki peluang yang besar untuk swasembada kedelai.

"Mestinya bisa, karena sebetulnya kedelai ini sudah lama di Indonesia dan sudah mengalami adaptasi yang cukup lama dengan berbagai persilangan-persilangan," kata Munif saat dihubungi oleh Kompas.com melalui sambungan telepon pada Senin (21/2/2022).

Menurut Munif, produktivitas kedelai per hektar di Indonesia setiap tahun relatif naik, tetapi yang menjadi kendala yaitu kurangnya area tanam yang bisa dimanfaatkan.

Baca juga:

ilustrasi kacang kedelai. PIXABAY/PNMRALEX ilustrasi kacang kedelai.

Ia mengatakan sebelumnya Indonesia pernah mencapai angka 1,6 hektar untuk area tanam kedelai pada 1992.

"Saat itu kita hampir swasembada kedelai. Namun, jumlah penduduk Indonesia saat ini lebih banyak dibanding dulu, sehingga area tanam pun semakin berkurang," katanya.

Tidak hanya area tanam, faktor lain yang menyebabkan minimnya pengembangan kedelai yaitu karena kedelai bersaing dengan komoditas lain yang harganya relatif terjamin, seperti jagung.

Menurut Munif, minimnya produksi kedelai oleh para petani di Indonesia disebabkan karena harga kedelai yang tidak menentu.

Oleh karena itu petani tidak terlalu melirik untuk menanam kedelai.

"Pada saat produksi kedelai di Indonesia meningkat, harga jualnya sangat minim, oleh karena itu harusnya ada pengamanan harga dari pemerintah supaya petani mau mengembangkan kedelai," katanya.

Menurutnya, apabila ingin meningkatkan produktivitas kedelai di Indonesia hingga swasembada, pemerintah harus meyakinkan petani terlebih dahulu.

"Saat produksi kedelai naik di Indonesia, biasanya dihargai murah. Mestinya pemerintah bisa membantu menjaga harga kedelai, karena kalau dibiarkan begitu saja petani jadi tidak yakin," katanya.

Baca juga:

 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Foodplace (@my.foodplace)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com