Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan untuk Hantaran dan Filosofinya, Wajib Ada di Pernikahan Jawa

Kompas.com - 02/12/2021, 22:02 WIB
Lea Lyliana

Penulis

Macam kue tradisional untuk hantaran

Saat acara lamaran atau pernikahan, keluarga laki-laki biasanya membawa banyak makanan hantaran. Namun demikian sebetulnya hanya ada empat makan wajib yang perlu dibawa. 

Makanan pertama yang perlu dibawa adalah jadah. Kudapan ini merupakan simbol dari kerekatan hubungan dua keluarga.

"Lalu makanannya itu tadi ada jadah. Jadah itu kan terbuat dari ketan yang ditanak diberi santan, kemudian ditumbuk tapi tidak sampai hancur. Ditumbuknya setelah matang sehingga dia lekat dan menyatu, tetapi butirannya masih jelas," terang Mur. 

Baca juga:

Kemudian, ada pula jenang cokelat yang bentuknya mirip seperti dodol. Kue tradisional ini adalah simbol dari persatuan dua keluarga yang telah menikah.

"Lalu jenang alot, jenang cokelat yang mirip dodol. Lah itu dari tepung ketan, itu sumber supaya persatuan betul-betul terjadi lalu tercipta rasa baru; liat, manis, legit," tutur Mur. 

Selanjutnya adalah wajik. Wajik yang dibawa untuk hantaran pernikahan Jawa mestinya berwarna coklat, bukan merah muda atau hijau. 

Sebab, wajik berwarna merah muda dan hijau adalah perlambangan etnis Tionghoa.

"Kemudian ada wajik. Lah wajik itu tidak ditumbuk cuma dinet-net saja pakai tangan, warnanya cokelat, rasanya manis, masih kelihatan butirnya, tetapi butirnya masih menyatu. Persatuan itu membuat cita rasa yang seperti dimiliki oleh wajik itu," ungkap Mur. 

"Kalau yang warnanya hijau sama pink itu adalah wajiknya etnisnya China. Itu sudah beda etnis, kalau Jawa pasti cokelat," tambahnya. 

Baca juga:

Selain ketiga kue tradisional tersebut, kamu pun perlu membawa pisang raja. Menutur Mur pisang raja adalah jenis pisang termanis. 

Oleh sebab itu, pisang raja kerap dikaitkan dengan simbol kebesaran, kemanisan, serta doa yang baik. 

"Pisang raja itu rasanya paling manis, karena kandungan gulanya paling tinggi kalau dikupas secara keilmuan. Jadi orang mengirim pisang raja itu untuk keperluan yang membutuhkan simbol kebesaran, kemanisan, kebahagiaan, dan harapan yang baik," tutup Mur. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com