Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Talas Lebih Jauh, Umbi yang Biasa Diolah menjadi Makanan Ringan

Kompas.com - 28/09/2021, 10:07 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Talas termasuk umbi yang banyak dolah menjadi aneka makanan ringan, seperti keripik.

Selain diolah menjadi keripik, talas juga biasanya diolah dengan cara direbus atau dikukus untuk membuat kue tradisional.

Mengenal talas lebih jauh, berikut penjelasan seputar talas yang menarik untuk diketahui. Mulai dari sejarah hingga manfaatnya.

Baca juga: Resep Talas Goreng atau Uyen, Gorengan Kriuk Pakai Sambal Cuka

Asal usul talas

Ilustrasi talas yang dipanen akarnya. Talas mentah ini mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal di mulut. PIXABAY/PISAUIKAN Ilustrasi talas yang dipanen akarnya. Talas mentah ini mengandung kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal di mulut.

Melansir dari buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher, daerah asal tanaman talas adalah Asia Tenggara.

Tanaman talas juga dikenal dan sudah ditanam pada abad pertama di China. Setelah itu, talas menyebar ke daerah-daerah asal Asia Tenggara dan Jepang.

Baca juga: Jenis Talas di Indonesia, Bisa buat Keripik sampai Bolu

Konon, selama berabad-abad lamanya, talas menjadi bahan makanan pokok di beberapa daerah Asia dan Kepulauan Pasifik. Secara luas, talas diakui berasal dari daerah rawa dan hutan tropika yang bercurah tinggi.

Talas lebih dulu dikonsumsi dan populer sebelum tanaman padi. Diperkirakan, talas sudah dibudiayakan sejak 7000 tahun yang lalu.

Dalam sebuah catatan sejarah, talas juga dikenal di Eropa, Afrika, dan Amerika. Di Amerika Tengah misalnya, jenis talas seperti kimpul sudah dibudidayakan sejak tahun 1864.

Baca juga: Cara Olah Talas agar Tidak Gatal, Ikuti Kata Chef

 

Nama-nama talas

Ilustrasi talas bogor.DOK.SHUTTERSTOCK/FSYIMAGE Ilustrasi talas bogor.

Secara umum, talas dikenal sebagai taro, old cocoyam, eddo, dan dasheen.

Di Jepang, ada jenis talas yang cukup terkenal yaitu satoimo. Satoimo lebih banyak dikenal dibandingkan talas biasa atau yang disebut dengan taro.

Satoimo memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis talas pada umumnya. Beberapa tahun belakangan ini, talas banyak dibudidayakan di Indonesia dengan tujuan untuk diekspor ke Jepang.

Baca juga: 4 Perbedaan Talas dan Ubi, Pewarna Makanan Lilac yang Sedang Jadi Tren

Di Indonesia, talas juga dikenal dengan banyak sebutan. Di antaranya, bolang atau taleus (Sunda), kladi, tales, candung (Bali), dan uju bima (Flores).

Manfaat talas

Melansir dari laman Healthline, talas mengandung banyak nutrisi penting untuk tubuh.

Misalnya saja, dalam 132 gram talas yang sudah dimasak memiliki kalori hingga 187 gram. Selain itu, talas juga menyimpan kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.

Selain itu, talas juga mengandung jenis pati khusus yang disebut dengan pati resisten. Jenis pati itu tidak dapat dicerna oleh manusia sehingga tidak akan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Baca juga: Resep Keripik Talas Pedas, Camilan Enak Tanpa Ribet

Dalam buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher menyebutkan talas dapat mencegah tekanan darah tinggi.

Selain itu, mengonsumsi talas rebus tanpa tambahan apapun 100% bebas dari kolesterol.

Tingginya gizi dalam talas semakin lengkap dengan beragam mineral yang terkandung. Seperti magnesium, fosfat, dan potassium yang bisa kamu dapatkan dalam secangkir talas.

Buku “Untung Berlipat Dari Budi Daya Talas Tanaman Multi Manfaat” oleh H. Rahmat Rukmana & H. Herdi Yudirachman terbitan Lily Publisher bisa dibeli di Gramedia.com.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com