Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Materi Pendidikan Seksualitas Apa Saja yang Diajarkan di Sekolah?

Kompas.com - 15/08/2023, 12:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dua kelompok pertama adalah usia anak Sekolah Dasar (SD), kelompok ketiga berada di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan kelompok terakhir adalah usia Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga perguruan tinggi.

Berdasarkan panduan UNESCO (2018), maka gambaran materi pendidikan seksualitas untuk setiap tingkat pendidikan kurang lebih akan seperti ini:

Siswa kelas 1 – 3 SD dapat dijelaskan tentang keluarga dan peran setiap anggota keluarga, menjalin relasi sosial yang sehat, nama-nama organ tubuh (termasuk organ reproduksi), perbedaan mendasar anak laki-laki dan Perempuan, serta cara menjaga privasi diri.

Bagi siswa kelas 4 – 6 SD, guru dapat mengulang kembali materi di kelas yang lebih rendah, lalu ditambah dengan materi tentang etika berelasi sosial, kesehatan organ reproduksi, konsep diri, dan cara melindungi diri dari pelecehan/kekerasan seksual.

Bagi siswa SMP, materi pendidikan seksualitas akan semakin kompleks, karena sudah ada mata pelajaran biologi, yang akan mempelajari tubuh manusia secara lebih mendalam.

Materi pendidikan seksualitas bagi siswa SMP antara lain macam-macam relasi sosial yang lebih intim (pertemanan, persahabatan, pacaran, suami-istri), identitas gender, kesehatan reproduksi, pubertas, kehamilan, serta perilaku seksual dan konsekuensinya.

Pencegahan terhadap pelecehan seksual juga tetap harus diajarkan di jenjang ini.

Bagi siswa SMA, semua materi dari jenjang SD hingga SMP perlu untuk diulang kembali. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap siswa memiliki pemahaman tepat tentang seksualitas.

Hal lain yang perlu diberikan kepada siswa SMA adalah kehamilan dan kelahiran, hak-hak reproduksi, pengendalian kelahiran, tugas dan peran gender, membangun keluarga yang sehat, dampak dari perilaku seksual menyimpang, kesehatan seksual, serta pencegahan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual.

Di jenjang SMA hingga perguruan tinggi, pendidikan seksualitas harus sampai ke penyadaran tentang dampak perilaku seksual. Di jenjang ini, setiap peserta didik harus diajarkan untuk menghormati diri dan tubuh mereka dengan baik.

Saat memberikan materi-materi ini, guru terlebih dahulu harus menguasai materi seksualitas dengan baik. Pemahaman guru tentang seksualitas tidak boleh setengah-setengah.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sikap, bahasa, dan perilaku guru. Guru harus memberikan sikap yang serius (tidak bercanda), tetapi juga tidak menakuti saat memberikan materi.

Bahasa yang digunakan harus sederhana (sesuai usia peserta didik), tidak merudung dan merendahkan, serta tidak tendensius (menyangkutpautkan pembicaraan pada siswa tertentu).

Di luar kelas, guru juga harus berperilaku sopan, ramah, dan tidak melakukan tidakan pelecehan/kekerasan seksual. Setiap guru juga harus saling mengawasi guru lain terkait hal ini.

Kasus guru BK di Boyolali menunjukkan bahwa terjadi kesalahan dalam cara menyampaikan materi pendidikan seksualitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com