Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Tahun Ajaran Baru Selalu Dimulai di Bulan Juli? Ini Alasannya

Kompas.com - 24/09/2022, 16:07 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di Indonesia, tahun ajaran baru selalu dimulai bulan Juli. Orangtua dan siswa biasanya akan disibukkan dengan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di bulan Juni hingga awal Juli. Khususnya bagi yang mencari sekolah negeri.

Tahun ajaran baru selalu dimulai bulan Juli ini ternyata ada sejarahnya lho. Dalam satu tahun ajaran baru akan berlangsung selama satu tahun ke depan.

Setelah menyelesaikan satu tahun ajaran baru, siswa yang dinyatakan mampu akan naik kelas ke tingkat lebih tinggi atau lulus dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Melansir dari laman BPK Penabur, dijelaskan alasan kenapa tahun ajaran baru selalu dimulai bulan Juli.

Baca juga: 8 Tugas Palang Merah Remaja PMR

Sejarah tahun ajaran baru

Sebelum tahun 1979, tahun ajaran baru di Indonesia selalu dimulai pada bulan Januari. Di era tersebut, anak-anak masuk sekolah pada awal Januari, tidak lama setelah tahun baru. Sementara tahun ajarannya selesai pada bulan Desember pada tahun yang sama.

Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjabat saat itu, Daoed Joesoef yang menjabat selama periode waktu 1978-1983 melakukan banyak sekali kebijakan baru. Salah satunya terkait awal tahun ajaran baru.

Melalui Undang-undang Nomor 0211/U/1978, Daoed mengatur bahwa tahun baru yang awalnya dimulai pada bulan Januari harus mundur di bulan Juli.

Akibatnya, tahun ajaran 1978 yang saat itu seharusnya telah berakhir pada bulan Desember 1978, harus mundur hingga Juni 1979.

Tahun ajaran 1978-1979 kala itu juga tercatat sebagai tahun ajaran terpanjang dalam sejarah, yaitu selama 1,5 tahun.

Baca juga: Kenali Sejarah dan Tugas Patroli Keamanan Sekolah PKS

Alasan tahun ajaran baru dimulai bulan Juli

Berikut alasan Menteri Pendidikan Daoed Joesoef mengubah mulainya tahun ajaran baru di bulan Juli setiap tahun:

1. Agar tidak menyulitkan rencana anggaran pendidikan

Tahun ajaran baru sebelumnya yang dimulai pada Januari dianggap terlalu dekat dengan agenda tutup buku anggaran setiap akhir tahun.

Dengan begitu, jadwal awal masuk sekolah pun harus berubah agar dapat menyesuaikan. Kemudian tahun ajaran baru dipilih bulan Juli atau di pertengahan tahun. Sehingga anggaran biaya pendidikan tetap dapat dilakukan tanpa banyak kendala.

2. Disesuaikan dengan tahun ajaran luar negeri

Di luar negeri, awal masuk sekolah selalu dimulai saat tengah tahun, bukan pada awal tahun. Atau tepatnya setelah para siswa di sana liburan musim panas. Daoed pun saat itu mencoba menyesuaikan awal tahun ajaran baru di Indonesia agar bisa sama dengan negara lainnya.

Kala itu Daoed ingin para generasi muda Indonesia yang melanjutkan sekolah di luar negeri bisa dimudahkan sebab jadwal tahun ajarannya sudah sama.

Baca juga: Siswa, Ini Lho Makna Lambang Osis di Seragam Kalian

3. Desember adalah musim hujan

Di kebijakan sebelumnya, tahun ajaran baru dimulai bulan Januari dan berakhir di bulan Desember.

Hal ini juga menjadi salah satu bahan pertimbangan Daoed untuk mengubah jadwal awal masuk sekolah dari bulan Januari ke Juli. Salah satunya karena berkaitan dengan musim hujan di bulan Desember.

Saat awal tahun ajaran dimulai di bulan Januari, maka pelajar akan punya masa libur di bulan Desember yang merupakan musim hujan. Hal ini dinilai dapat merusak masa liburan mereka.

Agar para murid bisa menikmati masa liburannya dengan optimal, Daoed pun mengganti jadwal tahun ajaran baru ke bulan Juli.

Demikian alasan kenapa tahun ajaran baru selalu dimulai pada bulan Juli. Banyak siswa yang sangat antusias menyambut tahun ajaran baru karena akan masuk sekolah dan bertemu dengan teman satu kelasnya.

Baca juga: Ketahui Hak dan Kewajiban Siswa di Sekolah

Para siswa harus mengoptimalkan masa satu tahun ajaran baru untuk menambah ilmu dan banyak melakukan hal positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com