Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/09/2022, 12:19 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber FK Unair

KOMPAS.com - Salah satu alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Maria Cellina Wijaya dulu lulus Sarjana Kedokteran Unair di usia 19 tahun pada 2017.

Kini, usai menjadi dokter dan bertugas di Mojokerto, Celline, panggilan akrabnya ingin melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri.

Kenapa di luar negeri? Ini karena Celline bercita-cita menempuh pendidikan di luar negeri sejak kecil. Namun baru terwujud saat kuliah S2 ini.

Baca juga: Penyebab Gagal Ginjal Kronik dan Cara Mencegahnya, Info Ners Unair

Ternyata, keinginan dia kuliah S2 karena pengalaman internshipnya yang ia jalani pada masa puncak-puncaknya Pandemi Covid-19 inilah yang mendorongnya untuk mengambil studi S2 di bidang kesehatan masyarakat.

"Saya merasakan sekali dampak pandemi ke sistem kesehatan di Indonesia. Di mana yang APD kekurangan, banyak sejawat kita yang meninggal juga," ujarnya dikutip dari laman FK Unair, Rabu (24/8/2022).

Sistem kesehatan masih lemah

Menurutnya, pandemi ini menjadi cobaan kepada sistem sekaligus dan terlihat jika ternyata sistem di Indonesia belum kuat.

Dari pengalaman riil ini, Celline merasa bahwa ahli-ahli di bidang kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan di Indonesia. Dari sini ia menemukan pilihan studi S2.

"Bisa dikatakan rata-rata lulusan dokter di Indonesia pasti langsung ambil spesialis. Namun dari pengalaman yang ada, saya terdorong untuk mengambil public health ini," jelasnya.

Baca juga: Ners Unair: 7 Tips Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Lantas ia mendaftarkan diri di tiga kampus Amerika Serikat. Antara lain Universitas Harvard, California dan John Hopkins. Ketiganya masuk dalam lima jajaran kampus terbaik di dunia bidang kesehatan masyarakat.

"Saya sebenarnya daftar di tiga universitas langsung karena takut tidak diterima. Namun alhamdulillah bisa diterima ketiganya," ucap dia.

Bagi dia, Amerika Serikat dipilih karena keragaman populasi masyarakatnya dibandingkan dengan negara barat lain. Ia berharap, paparan penyakit yang dipelajari di sana tak jauh berbeda dengan kasus yang ada di Indonesia.

Pilih kuliah di Universitas Harvard

Lantaran diterima di tiga universitas, Celline akhirnya harus memilih salah satu. Ketiga universitas ternama tersebut sama-sama kuat dengan pertimbangan masing-masing.

Misalnya Universitas John Hopskin yang menempati urutan pertama sebagai Kampus dengan Jenjan S2 kesehatan masyarakat terbaik di dunia.

Di Harvard sendiri ia mengambil dua master degree, yakni Masters of Public Health Harvard TH Chan dan Master of Medical Sciences in Global Health Delivery Harvard Medical School.

"Keputusan akhirku akhirnya mengambil Master of Global Health di Harvard karena mengejar seorang dosen. Dia salah satu dosen yang aku ingin banget pelajari ilmunya," imbuhnya.

Baca juga: Dokter Lulusan Unair: Mitos, Kenakan Pakaian Gelap Sebabkan Kelainan Kulit

Meski demikian, Celliner menempuh studi S2 luar negeri ini dari beasiswa program LPDP (Lembaga Penyedia Dana Pendidikan).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber FK Unair


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com