Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Psikologi Unair: Ini Penyebab Bullying Terjadi pada Remaja

Kompas.com - 21/06/2022, 18:11 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Baru-baru ini, media dihebohkan dengan pemberitaan mengenai kasus bullying terhadap salah satu siswa MTs Negeri 1 Kotamobagu hingga merenggut nyawa sang korban.

Hal ini menambah daftar panjang kasus bullying yang terjadi di Indonesia.

Baca juga: Pengendara Motor Diimbau Tidak Pakai Sandal Jepit, Ini Kata Pakar UGM

Kasus bullying, utamanya pada remaja, yang menyebabkan terenggutnya nyawa korban sebenarnya sangat banyak terjadi.

Namun, layaknya gunung es, tidak banyak kasus-kasus ini yang mendapat atensi dari masyarakat luas.

Lantas, apa saja penyebab remaja memiliki dorongan untuk melakukan tindakan bullying?

Dosen Departemen Psikologi Unair, Tiara Diah Sosialita angkat suara.

Menurut dia, terdapat beberapa penyebab mengapa kasus bullying banyak terjadi pada remaja.

Secara psikologis, kata dia, bullying dapat dipicu sikap-sikap negatif, seperti perasaan iri, dendam, dan permusuhan antar remaja.

Dari sisi pelaku, biasanya bullying dilakukan karena kepercayaan diri mereka yang cenderung rendah.

Bullying menjadi sarana si pelaku untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya.

"Asumsi mereka, dengan melakukan bully orang lain mereka akan merasa puas, lebih kuat, serta menjadi lebih dominan," ungkap dia melansir laman Unair, Selasa (21/6/2022).

Baca juga: 2 Profesor IPB Jadi Ilmuwan Terbaik 2022 Versi AD Scientific Index

Pengaruh negatif media, lanjut Tiara, juga turut menjadi penyebab tindakan bullying pada remaja.

Berbagai tindakan kekerasan di televisi atau internet dapat menjadi inspirasi bagi para remaja untuk melakukan tindakan kekerasan bahkan tanpa alasan yang jelas sekalipun.

Guna mencegah perilaku bullying pada remaja, Tiara menekankan pentingnya para remaja mengetahui bentuk-bentuk tindakan bullying itu sendiri.

Pada remaja, umumnya bullying dapat dilakukan dalam bentuk verbal (membentak atau mencela), fisik (menendang, memukul, meludahi), relasional (mengabaikan, mengucilkan), serta dalam bentuk cyberbullying.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com