Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sompo Jembatani 3 Pemuda Indonesia Lakukan Aksi Pelestarian Lingkungan

Kompas.com - 21/06/2022, 14:39 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Hasil survei KedaiKOPI menunjukkan bahwa mayoritas atau 77,4 persen anak muda di Indonesia tertarik dengan isu lingkungan.

Sementara itu, 81,1 persen responden juga beranggapan bahwa masalah perubahan iklim adalah keadaan darurat.

Tak hanya sekadar peduli terhadap isu lingkungan dan iklim, melalui langkah kecil namun nyata, tiga mahasiswa Indonesia melakukan aksi pelestarian lingkungan dengan beragam cara.

Salah satunya ialah Ahmad Juang. Ia berupaya mengubah sampah menjadi kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membangun sistem pengolahan sampah yang melibatkan kelompok anak muda dan ibu rumah tangga setempat.

Baca juga: 5 Kota dengan Biaya Hidup Rendah bagi Mahasiswa di Indonesia

Sampah sendiri merupakan isu lingkungan yang paling umum di Indonesia, khususnya di Jakarta.

Dengan tingginya jumlah konsumerisme dan konsumsi, sampah plastik dan limbah makanan telah menjadi masalah yang sulit dihindari.

Untuk itu, Novaldi melihat bahwa masyarakat dapat mengubah limbah menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Ahmad melakukan revitalisasi sistem pengelolaan sampah terpadu (pengelolaan dan sistem kerja, revitalisasi bank sampah untuk sampah anorganik), sekaligus memberdayakan warga lokal (remaja sebagai pengelola sampah, ibu rumah tangga setempat untuk pelatihan pemilahan sampah dan pengelolaan sampah organik menjadi kompos).

"Dengan memiliki pengelolaan sampah diharapkan warga memiliki kesadaran dan kemampuan untuk memilah sampah rumah tangga di rumah masing-masing. Di mana warga memiliki pengetahuan pengelompokan sampah yang dapat membuatnya lebih mudah untuk membuat kompos dan daur ulang," tuturnya.

Baca juga: Hanya 27 dari 4.500 Kampus Indonesia Raih Akreditasi Unggul BAN PT, Mana Saja?

Ke depannya, Ahmad juga berharap keterampilan dan pengetahuan tentang pengelolaan sampah organik menjadi kompos dapat mengurangi jumlah sampah rumah tangga seperti plastik dan kaleng.

Lain halnya dengan Rina Nur Cahyani. Aktivis pendidikan muda ini ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ekosistem perubahan iklim kepada siswa, bekerja sama dengan 1000 Guru Foundation untuk mendirikan kelas khusus dan ruang baca.

"Salah satu isu mengapa masyarakat di Indonesia tidak memiliki pemahaman dan kesadaran yang jelas tentang pentingnya perubahan iklim atau pelestarian lingkungan adalah karena kurangnya edukasi tentang hal tersebut," terangnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Rina percaya bahwa kesadaran lingkungan mengajar pada siswa dan guru sekolah dasar di Jawa Timur adalah suatu keharusan.

Rina bermitra dengan 1000 Guru Foundation untuk membuat kelas khusus dan pojok baca untuk mengajarkan siswa tentang perubahan iklim, keanekaragaman hayati, jenis sampah dan cara memilahnya.

Dampak yang diharapkan dari program tersebut adalah untuk menciptakan dan meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan dan perubahan iklim.

Baca juga: Mahasiswa Butuh Biaya Kuliah dan Hidup? Daftar Beasiswa Pertamina 2022

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com