Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberdayaan Masyarakat Adat, Kemendikbud Ristek Gelar Ritual Buka Kampung

Kompas.com - 21/06/2022, 13:04 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kemendikbud Ristek menggelar Ritual Buka Kampung sebagai bagian upaya pemberdayaan masyarakat adat.

Ritual Buka Kampung ini dilaksanakan oleh delapan kampung adat di Banda sejak tanggal 12 hingga 20 Juni 2022. Ritual ini untuk menyambut datangnya KRI Dewa Ruci yang membawa Muhibah Jalur Rempah.

“Buka Kampung merupakan sebuah ritual yang dilakukan oleh masyarakat adat di Banda. Buka Kampung memiliki makna untuk memohon izin kepada leluhur ketika akan melakukan upacara adat atau kegiatan yang besar”, ujar Usman, Ketua Adat Lonthoir.

Ritual buka kampung kali ini dilakukan oleh Kampung Adat Namasawar, Kampung Adat Lonthoir, Kampung Adat Salamon, Kampung Adat Waer, Kampung Adat Pulau Ai, Kampung Adat Pulau Hatta, Kampung Adat Kampung Baru dan Kampung Adat Ratu (Dwi Warna).

Rangkaian prosesi ritual Buka Kampung ini dimeriahkan Tarian Cakalele dan Belang Adat, keduanya memiliki nilai historis tentang peperangan namun kini ditampilkan sebagai tarian dan kegiatan penyambutan.

Baca juga: Pakar UPH: Etnik Tionghoa di Indonesia Telah Berakar pada Budaya dan Identitas Lokal

 

Tari Cakalele dan Belang Adat yang biasanya hanya ditampilkan sebagai bagian dari prosesi ritual buka kampung ini juga memberikan makna untuk tetap gigih dalam berjuang dan berkorban untuk Bangsa Indonesia.

Kemendikbud Ristek menggelar Ritual Buka Kampung yang dilaksanakan delapan kampung adat di Banda pada 12-20 Juni 2022.DOK. DITJEN KEBUDAYAAN Kemendikbud Ristek menggelar Ritual Buka Kampung yang dilaksanakan delapan kampung adat di Banda pada 12-20 Juni 2022.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi melalui rilis resmi (20/6/2022) menyampaikan, ritual buka kampung merupakan identitas bagi masyarakat adat Banda.

Ritual adat ini menjadi penuntun bagi masyarakat Banda dalam menjaga hubungan antara alam, sesama manusia, leluhur, dan Tuhannya, ke depannya semoga generasi muda di Banda Neira dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi ini.

“Buka Kampung juga menjadi salah satu ritual yang masuk dalam rangkaian ruwatan nusantara yang perwakilan tokoh adatnya akan diundang saat gelaran G20 bidang kebudayaan bulan September," jelas Sjamsul.

Baca juga: Minggu Semata Wayang, Upaya Lestarikan Seni Budaya Nusantara

"Melalui buka kampung kita dituntun untuk membersihkan hati dan menjaga hubungan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan dan niscaya akan membawa kehidupan yang berkelanjutan," tutup Sjamsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com