Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serial Layangan Putus Trending, Ini Kata Guru Besar Unair

Kompas.com - 06/01/2022, 15:01 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, serial Layangan Putus banyak menyita perhatian masyarakat.

Serial yang menceritakan perselingkuhan dalam rumah tangga itu menghangat di berbagai kanal media sosial.

Baca juga: 10 PTN Terbaik di Pulau Jawa, Kamu Pilih yang Mana?

Menanggapi hal itu, Dosen Sosiologi Keluarga Unair, Prof. Sutinah angkat suara.

Dia ingin memfokuskan serial Layangan Putus pada perempuan, agar berdaya dan pandai membaca tanda-tanda.

Menurut Prof. Sutinah, dalam mempertahankan perkawinan pasca perselingkuhan, yaitu perlunya membangun trust kembali.

Meskipun itu bukan hal yang mudah dilakukan bagi perempuan yang "tersakiti".

Tidak hanya itu, sambung dia, berbicara soal tatanan sosial, pihaknya menyebut ideologi patriarki masih mengental di masyarakat.

"Suatu konstruksi sosial yang menganggap perempuan lemah dan mudah disakiti laki-laki, terlebih perempuan kerap ditempatkan di subordinat artinya hanya bisa patuh, padahal perempuan berhak mendapatkan kesempatan untuk membela diri," kata dia melansir laman Unair, Kamis (6/1/2022).

Guru Besar FISIP Unair ini mencontohkan, ketika laki-laki memiliki gaji yang bagus, pergaulannya luas, dan merasa mampu, pastinya laki-laki itu tak segan untuk mencoba selingkuh.

Nah di posisi itu, peran perempuan harus bisa membaca tanda laki-laki mengalami perubahan.

Baca juga: Tanggapi IDI, Kemendikbud Ristek: PTM 100 Persen Tetap Jalan

"Melek diselingkuhin, yang biasanya pulang kantor jam segini, yang biasanya cara berpenampilannya begini tiba-tiba trendy, dan perbedaan lainnya yang menonjol dari keseharian," tegas Prof. Sutinah.

Pada posisi itu, perempuan juga harus berani dalam menghadapi situasi seperti tersebut.

"Jadi berani mengungkap bahwa perselingkuhan itu termasuk tindakan menyimpang," ungkapnya.

Lanjut dia menyebut, seseorang yang pernah selingkuh, maka berpotensi mengulangi lagi.

"Sama dengan orang yang melanggar aturan lalu lintas, dalam sosiologi sebuah perilaku menyimpang itu menguntungkan. bisa menguntungkan dari sisi waktu. Nah, perselingkuhan bisa menikmati sesuatu, tidak harus melulu soal seksual lho ya," ujar Prof. Sutinah.

Prof. Sutinah juga mengungkap alasan perempuan yang kerap mempertahankan rumah tangga pasca diselingkuhi berkali-kali.

Menurut dia, sebagian besar karena faktor ekonomi yang masih bergantung pada laki-laki.

"Saya kira keluarga itu perlu membangun bahagia setara, pekerjaan domestik tidak harus semua dikerjakan perempuan, hanya di rumah saja, performanya jadi tidak karuan, kemudian laki-laki jadi pergi, mencari tempat idaman yang lain," jelas dia.

Baca juga: Dokter RSA UGM: Varian Omicron Punya Sifat dan Gejala Berbeda

Dia menekankan kembali, perempuan itu harus berdaya dan berhak hadir di ruang publik, serta melek literasi agar tidak mudah dibodohi, seperti yang telah terjadi di film serial Layangan Putus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com