Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seseorang Selingkuh? Pakar Unair Beberkan 5 Alasannya

Kompas.com - 06/01/2022, 15:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perceraian, perpisahan, banyak menjadi pilihan akhir saat pasangan ketahuan selingkuh. Perselingkuhan sendiri diartikan sebagai aktivitas emosional dan atau seksual yang melibatkan seseorang yang sudah berpasangan dalam hubungan komitmen, dengan perbuatan tidak jujur dan menyeleweng dari norma.

Pakar sosiologi keluarga Universitas Airlangga (Unair), Prof. Sutinah mengatakan selingkuh sendiri tetap masuk kategori penyimpangan.

Selingkuh kalau dalam ilmu sosiolog termasuk perilaku menyimpang dari norma-norma yang berlaku termasuk norma agama, sosial, dan lain-lain,’’ ujarnya dilansir dari laman Unair.

Guru Besar FISIP Unair itu melanjutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memicu manusia untuk selingkuh. Baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Baca juga: 27 Kisah Perempuan Kuat di Buku Her Name Is..

Faktor internal bersumber pada diri pelaku seperti halnya, psikis dan biologis. Sementara faktor eksternal bersumber dari luar diri pelaku seperti lingkungan atau keadaan sosial. Beberapa di antaranya yakni:

1. Kebutuhan seks

Ia menyebut perilaku manusia yang yang mendorong dirinya untuk selingkuh tidak sedikit juga karena ingin merasakan variasi seksual dan romantisme yang berbeda dengan pasangannya.

Prof. Tina juga menegaskan bahwa seks bukan faktor utama, tetapi kerap terjadi. Mereka (Red: pelaku selingkuh) berdalih karena kurangnya kepuasan gairah seks dari pasangan.

2. Tidak mendapat well-treat

“Selingkuh juga tidak melulu soal seksual, tetapi juga emosional, barangkali pelaku tidak mendapat kedekatan emosi dengan pasangan, kemudian ada satu kesempatan dan pasangan selingkuhnya menganggapnya sebagai peluang,’’ ujarnya.

Baca juga: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia

Kemudian hubungan yang tidak wajar pun berlanjut, sehingga seseorang merasa kurang jika satu hari tidak bertemu dengan pasangan selingkuhannya.

3.Coba-coba

Ia menyebut di lingkungan teman kerap menciptakan strata kelas sosial dengan indikator berani selingkuh. Berani dan semakin rajin selingkuh, maka pelaku selingkuh itu semakin diterima menjadi anggota kelompok yang bersangkutan.

“Kadang kala dianggap temannya sok suci, pengasosiasian kelompok suami-suami takut istri, membuat pelaku terdorong mencoba selingkuh untuk menghapus label takut istri tadi,’’ imbuhnya.

4. Long Distance Relationship atau LDR

Menurut Dosen Sosiologi ini ketika berumah tangga dan mengharuskan suami jarak jauh dengan istri atau LDR juga memicu perselingkuhan. Sebetulnya di situ ada kebutuhan biologis yang harus terpenuhi.

“Ketika sedang ingin mempergauli tetapi terhalang jarak, ia memilih alternatif melakukannya dengan orang lain,’’ ujar Prof. Tina.

Baca juga: Biaya Kuliah S1 Jurusan Psikologi UI, UGM, Unpad, Unair, Undip

5. Latar belakang menikah

Sebelum menikah, seseorang mungkin belum ada masa penyesuaian dan langsung tahap penjodohan. Selanjutnya salah satu pasangan ada yang merasa tidak sreg.

‘’Lebih jauh lagi, perjodohan yang berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, itu juga berpotensi,’’ ucapnya.

Ia menekankan bahwa selingkuh tidak hanya dilakukan laki-laki saja, melainkan perempuan pun juga demikian dan pemicu faktor sosial lainnya masih banyak. Oleh karena itu, berbagai cara preventif, bisa dilakukan dengan komunikasi yang efektif.

‘’Meskipun sudah berkeluarga bukan berarti apa-apa harus ada anak, sesekali lakukanlah qtime bersama pasangan, dikomunikasikan, bisa juga jalan-jalan berdua layaknya masa pacaran,’’ tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com