Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

4 Tips Jitu Menghilangkan Stres Saat Kerja

Kompas.com - 26/11/2021, 09:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Salam Sehat! Jika ada suatu nasihat dari dr. Handrawan Nadesul, seorang dokter yang telah berpengalaman selama 30 tahun, yang perlu kita ingat, maka nasihat tersebut adalah, "Jangan pernah abaikan stres".

Tahukah kamu mengapa dr. Handrawan sangat menekankan hal tersebut? Ternyata, sesehat maupun sekuat apapun badan kita, jika kita mengalami stres yang berlebihan, pada akhirnya badan kita akan tetap tumbang.

Yang dimaksud dengan tumbang di sini, adalah terserang penyakit jantung koroner, stroke, dan sebagainya. Ya, terdapat banyak sekali penyakit yang disebabkan oleh stres!

Apakah hal ini berarti kita tidak boleh stres? Tentu tidak. Manusia, baik seorang anak kecil hingga lansia, semua menghadapi ancaman stres. Sebelumnya, tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan stres? Jika belum, mari kita pelajari bersama.

Dalam hidup, kita akan menghadapi stressor, yang dapat berbentuk frustrasi, tekanan, konflik, hingga krisis. Kadang kala, dalam suatu momen dalam hidup, kita menghadapi dua stressor sekaligus, atau tiga, atau bahkan keempat-empatnya.

Sejatinya, stressor memang diperlukan dalam hidup, khususnya lagi ialah stressor yang menyehatkan. Betul sekali, ada stressor yang menyehatkan, dan ada pula stressor jahat yang tidak menyehatkan.

Adapun stressor yang menyehatkan, atau used stressor, adalah yang membuat kita lebih tegar, dan tidak berlangsung secara terus menerus atau untuk waktu yang lama.

Used stressor ini bermanfaat bagi kejiwaan kita. Tanpanya, jiwa kita akan kurang tahan banting. Adapun yang dimaksud dengan jiwa yang tahan banting adalah jiwa yang sudah terbiasa menghadapi stressor.

Baca juga: Psikolog Unair: Coba Praktekkan Mindfulness untuk Usir Stres

Jiwa yang tahan banting, adalah jiwa yang pernah bersedih, pernah berputus asa, hingga kecewa, dan mengalami krisis. Jika sedari kecil seorang manusia sudah terbiasa menghadapi maupun merasakan stressor, maka ketahanan jiwanya akan lebih kokoh.

Apabila kamu mengenal orang yang cobaannya begitu berat, dan stressor-nya berlipat-lipat namun tidak stres, bisa jadi hal itu dikarenakan jiwanya lebih tegar daripada orang-orang pada umumnya.

Sebaliknya, anak-anak yang dididik kelewat dimanjakan dan semua permintaannya dikabulkan, umumnya ketika berhadapan dengan sedikit stressor saja maka ia akan mengalami stres.

Sementara itu, terdapat lawan dari used stress, yakni mal-stress. Ia merupakan stres yang jahat. Mal-stress berlangsung terus-menerus untuk waktu yang lama.

Mal-stress ini bisa mempengaruhi fisik yang muncul dalam gangguan pada lambung, jantung, atau mempengaruhi emosi yang kerap kali tercermin pada tingkat sensitivitas seseorang, sifat mudah marah maupun terprovokasi, hingga mempengaruhi kognitif (otak), yang tercermin pada orang-orang berusia muda yang sudah mengalami gejala kepikunan.

Faktanya, gangguan-gangguan di atas tidak jarang dialami sebagian besar dari kita. Bagi kamu yang pernah mengalami atau sedang mengalami gangguan serupa, tindakan empati kepada diri sendiri dengan cara tidak mengabaikan gejala-gejala kecil seperti itu merupakan pilihan yang tepat.

Dengan demikian, jika kita telah mengenali tanda-tanda stres pada diri kita, maka apakah ada tindakan yang bisa kita lakukan? Tentu saja ada. Mari kita simak hal-hal yang dapat dilakukan untuk pola hidup yang lebih baik di bawah ini:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com