Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Inspiratif 3 Guru Hadapi Tantangan Teknologi di Tengah Pandemi

Kompas.com - 25/11/2021, 10:22 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pembelajaran hybrid yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran online dinilai menjadi salah satu model pembelajaran terbaik di masa pandemi.

Memasuki era belajar hybrid, inovasi kegiatan belajar mengajar berbasis teknologi menjadi semakin penting demi mendukung terbentuknya talenta-talenta Indonesia yang berdaya saing tinggi.

Metode ini pun memberi guru tanggung jawab baru untuk menjadi lebih piawai menggunakan teknologi dan menyertakan teknologi digital dalam pengajaran mereka.

Sebagai bagian dari komitmen untuk memodernisasikan pendidikan Indonesia, Microsoft terus menginisiasikan berbagai program pelatihan teknologi bagi guru Indonesia, seperti Training of Trainers (ToT), Gurulympics, dan Pelatihan Keterampilan Digital Abad 21.

Baca juga: Kisah Sukardi Malik, 25 Tahun Jadi Guru Honorer Kini Lolos PPPK 2021

Lebih dari 250.000 guru telah diberdayakan selama setidaknya satu tahun terakhir untuk menjadi lebih piawai menggunakan teknologi digital, menerapkannya pada kegiatan belajar mengajar sehari-hari, dan membagikannya kepada sesama guru.

Membuat modul untuk jembatani minimnya listrik dan internet di Sintang

Nurlyanto, Guru SDN 8 Semerunduk, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah 4 tahun terakhir mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan di daerah 3T dan aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi guru.

Pada tahun 2020, Nurlyanto bergabung sebagai trainer dalam program ToT Microsoft sembari mengajar dan mencoba memperkenalkan teknologi digital bagi guru setempat.

Pembelajaran jarak jauh disebut Nurlyanto menjadi tantangan bagi guru setempat karena tidak adanya konektivitas internet yang memadai.

"Kami harus pergi ke pusat kecamatan untuk mendapatkan sinyal dan tidak banyak siswa yang memiliki ponsel. Jarak yang ditempuh dari desa ke kecamatan cukup jauh dengan kondisi medan yang sulit untuk dilalui. Sekolah dan warga setempat juga bergantung pada panel surya sebagai sumber listrik," tuturnya.

Baca juga: 3 Keuntungan bagi Guru Honorer bila Menjadi Guru PPPK 2021

Bahkan, sebelum pandemi, guru-guru sudah bersyukur hanya dengan melihat siswa rajin hadir di kelas.

"Sering kali, terutama saat musim panen, biasanya anak-anak lebih memilih pergi ke ladang dan membantu orang tua mereka bekerja,” ungkap Nurlyanto.

Memahami bahwa kelas daring yang umum diterapkan di sekolah-sekolah perkotaan tidak akan bekerja di daerah 3T Sintang, Nurlyanto dan rekan-rekan gurunya memutuskan untuk membuat modul mingguan yang lebih mudah dipelajari oleh siswa sendiri.

Dalam pembuatan modul tersebut, Nurlyanto memberikan pelatihan cara mengoperasikan Microsoft Office yang tidak memerlukan internet.

“Sebelumnya, guru di sini cukup jarang menggunakan laptop, paling banyak digunakan ketika akan mengisi rapor siswa. Jadi saya coba mengajak mereka untuk lebih sering membuka laptopnya, mencoba menggunakannya, sehingga mereka dapat membuat materi yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Meski pada akhirnya materi tersebut masih perlu dicetak dan disampaikan secara konvensional, saya rasa ini adalah awal yang baik,” jelas Nurlyanto.

Baca juga: 9 Rumus Excel yang Sering Digunakan di Dunia Kerja, Mahasiswa Wajib Tahu

Memberikan edukasi digital kepada semua

Fita Sukiyani, guru SDN Jorok, Sumbawa, juga melihat adanya peluang di balik pandemi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com