Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utomo SolaRUV dan Universitas Surabaya Resmikan "Solarpreneur Development Center"

Kompas.com - 05/11/2021, 19:06 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Wirausaha berbasis energi baru terbarukan dapat menjadi salah satu terobosan pemulihan ekonomi pascacovid-19. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaporkan selama pandemi Covid-19, Air Quality Monitoring Station (AQMS) untuk Particular Matter (PM) 2,5 meningkat sekitar 32-35 persen.

Indeks kualitas udara bersih bisa menjadi inspirasi pelaku-pelaku usaha mikro untuk bangkit dengan mengangkat isu Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

“Kemandirian energi butuh aksi gotong royong dari pelaku industri dan perguruan tinggi," tegas Prof. Nizam, Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek, yang hadir secara daring dalam peresmian Solarpreneur Development Center (SDC) kampus Universitas Surabaya (Ubaya).

"Program mewujudkan kampus energi bersih bisa sangat diterapkan di 4.000 kampus se-Indonesia sehingga kesadaran masyarakat tentang energi terbarukan bisa dipimpin kalangan sivitas akademika”, tambahnya lagi.

Kolaborasi kampus dan industri membangun wirausaha dalam membangun kemandirian energi bersih inilah yang kemudian diupayakan Utomo SolaRUV, perusahaan penyedia solusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap dan Universitas Surabaya (Ubaya).

Utomo SolaRUV membuat gebrakan ekonomi melalui pelatihan pemasangan PLTS Atap bersertifikasi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk melahirkan solarpreneur handal karena sektor industri energi baru terbarukan PLTS atap dinilai memiliki potensi besar di masa depan.

“Di Indonesia, tahun 2018 konsumen PLTS Atap hanya 609 pelanggan. Tahun 2021, ternyata meningkat menjadi 4.133 pelanggan," ungkap Fabby Tumiwa, Ketua Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) yang turut hadir dalam peresmian SDC Universitas Ubaya.

"Potensi pasar yang begitu besar, sehingga perlu kita siapkan tenaga-tenaga ahli dalam negeri agar dapat memenuhi permintaan pasar yang tinggi tersebut”, tambahnya.

Baca juga: Program Pesantren Hijau, Dorong Pesantren Jadi Agen Perubahan Iklim lewat PLTS Atap

Fabby Tumiwa menyampaikan, kehadiran Solarpreneur Development Center akan sangat membuka peluang tenaga-tenaga ahli PLTS Atap bersertifikasi untuk terjun ke dunia wirausaha berbasis energi terbarukan.

“Sinergi dengan entitas bisnis akan sangat mempercepat tujuan tersebut. Misalnya, Utomo SolaRUV menyediakan produk-produk inverter dari produsen inverter global. Lalu masyarakat dilatih bagaimana cara memasang PLTS Atap yang benar, harapannya mereka bisa membangun bisnis energi bersih," ujarnya.

Menciptakan "green jobs"

Utomo SolaRUV dan Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap melalui Solarpreneur Development Center (SDC) yang diresmikan pada 28 Oktober 2021.DOK. SOLARUV Utomo SolaRUV dan Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap melalui Solarpreneur Development Center (SDC) yang diresmikan pada 28 Oktober 2021.

Anthony Utomo, Managing Director Utomo SolaRUV yang juga Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Dan Regulasi Bidang ESDM Kadin Pusat, mengatakan kehadiran Solarpreneur Development Center juga untuk memperkuat ekosistem PLTS Atap.

"Jika flashback tahun 2017, dimana pertama kali Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) dicetuskan, salah satunya tujuannya adalah mendorong tumbuhnya industri nasional sistem fotovoltaik yang berdaya saing dan menciptakan kesempatan kerja hijau (green jobs)," kata Anthony.

“Selain mendorong kehadiran solarpreneur, kami juga membuka peluang kemitraan agar mereka yang sudah terlatih ini tidak cuma mengerjakan pekerjaan di lapangan, tapi berani terjun ke bisnis PLTS Atap”, ujar Anthony.

Baca juga: Riset: PLTS dan Peluang Usaha Energi Baru Terbarukan Tumbuh Pesat di Masa Mendatang

Peluang kemitraan yang dimaksud adalah membuka outlet energi Juragan Atap Surya di daerah masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com