KOMPAS.com - Di era yang serba digital, kini ponsel bisa digunakan untuk berbagai hal. Salah satunya menggantikan peran buku sebagai jendela dunia.
Karena, kini ponsel dengan akses internet bisa jadi jendela dunia atau hal-hal terbaru bisa segera didapatkan dari ponsel pinter.
Tak heran jika kini banyak anak-anak lebih tertarik dengan ponsel pintar, daripada buku cerita atau dongeng.
Agar anak-anak tertarik dengan dongeng, mahasiswa PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin (STS) Jambi meluncurkan pustaka dongeng digital.
Baca juga: Mahasiswa Untar Borong 8 Penghargaan Internasional
Hal ini tentu untuk memperingati Hari Dongeng Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 20 Maret.
Adapun pustaka dongeng digital bisa diakses oleh anak di seluruh Indonesia untuk mendengarkan dongeng menarik tanpa bersusah payah.
Menurut Amirul Mukminin Al Anwary, dosen PGMI UIN STS Jambi, cukup dengan mengakses pustaka dongeng digital, puluhan cerita sudah dapat didengarkan melalui gawai masing-masing.
"Seiring perkembangan teknologi, kegiatan mendongeng saat ini nyaris terlupakan. Padahal banyak manfaat yang bisa didapatkan anak-anak saat mendengarkan dongeng yang dibacakan orangtuanya," ujar Amirul, Sabtu, (20/3/2020).
Dikatakan, mendongeng perlu digalakkan kembali sebagai sarana membentuk karakter generasi masa depan. "Biar anak-anak juga suka membaca, karena tertarik setelah mendengarkan dongeng," katanya.
Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk mengaktifkan kegiatan mendongeng dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
"Agar makin banyak anak yang mencintai dongen dan dapat meneladani kisah-kisah baik yang terdapat disetiap dongeng," kata Amir yang juga fasilitator Tanoto Foundation.
Adapun pembuatan pustaka dongeng digital ini dibimbing para dosen pengampu mata kuliah pengembangan media pembelajaran berbasis TIK.
Kegiatan mendongeng semakin lama semakin ditinggalkan, dikarenakan kesibukan orang tua dan pengaruh gawai yang menyuguhkan segudang permainan.
"Perlu dikembangkan media yang dapat menumbuhkan kembali kecintaan anak terhadap dongeng. Selain itu media ini dapat mengasah kemampuan mendongeng mahasiswa calon guru SD/MI," jelasnya.
Biasanya, kegiatan mendongeng dilakukan secara tatap muka dengan anak atau peserta didik. Akan tetapi dikarenakan pandemi yang masih berlangsung dan kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring.