Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tapak Tilas Sumpah Pemuda, Puspeka: Merawat Semangat Persatuan di Tengah Perbedaan

Kompas.com - 31/10/2020, 14:36 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud mengajak pelajar dan mahasiswa melakukan tapak tilas sejarah Sumpah Pemuda sebagai bagian penguatan karakter generasi muda melalui sejarah bangsa.

"Acara ini merupakan bagian memperingati Sumpah Pemuda. Kami ingin menapaki perjuangan pendahulu bangsa, menyemati semangat adik-adik yang akan menjadi penerus negeri ini," ujar Kepala Puspeka Hendarman dalam sambutan kegiatan "Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia" (31/10/2020).

Dalam gelaran bertema "Pemuda Hebat, Pemuda Berkarakter" tersebut, 4.850 pelajar dan mahasiswa mengikuti kunjungan virtual ke beberapa museum perjuangan di antaranya, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Naskah Proklamasi.

Selain kunjungan virtual ke beberapa museum, peringatan Sumpah Pemuda dari Puspeka ini juga menghadirkan beberapa pembicara utama, yakni Asep Kambali (Sejarawan), Maryanto (Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara), dan Aries Susanti Rahayu (Atlet Panjat Tebing).

Kepala Puspeka menyampaikan, "kami ingin memberikan pemahaman bahwa kemerdekaan Indonesia tidak diperoleh dengan cuma-cuma melainkan dengan perjuangan. Kami berharap hal ini akan menyemati adik-adik agar lebih kuat dalam kebhinekaan global dan berjuang mempertahankan Indonesia ke depannya." 

"Kami berharap adik-adik akan menjadi Pelajar Pancasila yang mumpuni ke depan, pemuda hebat, pemuda berkarakter," harap Hendarman.

Baca juga: Menpora: Hari Sumpah Pemuda Jadi Momentum Bersatu dan Bangkit Songsong Kemajuan Bangsa

Menanamkan nilai kebangsaan

Apresiasi positif penyelenggaraan virtual tapak tilas diberikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikbud Prof. Ainun Na'im.

"(Antusiasme) Ini membuat kita semakin optimis akan perkembangan negara kita ke depan. Negara kita bergantung kepada adik-adik sekalian," ungkap Prof. Ainun.

Prof. Ainun melihat kegiatan ini adalah upaya penting dalam memperingati Sumpah Pemuda.

"Perjalanan perjuangan sejarah pergerakan Indonesia membutuhkan banyak pengorbanan, dedikasi dan itu dilakukan pendiri bangsa dengan membawa cita-cita luhur Indonesia dan nilai kemanusiaan," jelas Sekjen.

Ia menambahkan, "pemahaman tentang sejarah, tentang cita-cita bangsa, sangat penting untuk adik-adik yang nanti memegang tampuk pimpinan atau mewarisi apa yang telah dilakukan pendiri bangsa dalam membangun NKRI." 

Sisi lain, aktivitas hari libur dengan inovasi berbasis teknologi ini, menurut Prof. Ainun juga menjadi langkah positif untuk lebih menyosialisasikan museum agar masyarakat lebih tertarik mengetahui dan belajar yang ada di museum.

"Tapak tilas secara virtual ini memperlihatkan pandemi tidak menghalangi kita untuk belajar terus menerus dan melakukan aktivitas baik," ujar Prof. Ainun mengapresiasi semangat siswa dalam belajar.

Merawat semangat persatuan

Kepala Puspeka Hendarman dalam sambutan kegiatan Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia (31/10/2020).DOK. PUSPEKA Kepala Puspeka Hendarman dalam sambutan kegiatan Tapak Tilas Sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia (31/10/2020).

Baca juga: Wisata Virtual, 3 Museum Napak Tilas Sumpah Pemuda di Jakarta

Sejawaran, Asep Kambali dalam sesi sharing mengingatkan sejarah Sumpah Pemuda di mana pemuda belasan tahun dan masih usia sekolah yang memiliki kesadaran dan keberanian untuk mendeklarasikan merdeka dengan persatuan di atas segala perbedaan.

"Hanya dengan melebur menjadi satu, Indonesia Muda, mereka menanggalkan segala perbedaan maka kemerdekaan diraih 17 tahun kemudian," jelas Asep.

Ia menegaskan, "bersatu di atas perbedaan. Tidak ada Indonesia masa depan kalau anak mudanya tidak merawat sumpah persatuan di atas perbedaan yang ada di Indonesia. Nilainya, bersatu di atas perbedaan."

"Sejarah diciptakan anak belasan tahun. Dengan belajar dari masa lalu maka masa depan bisa diciptakan," pesan Asep. 

Pesan sama juga disampaikan Kepala Puspeka Hendarman agar generasi muda belajar lewat sejarah dan semangat Sumpah Pemuda.

"Sebagai anak muda banyak kesempatan membuktikan generasi muda jangan diragukan. Caranya, pertama harus tahu sejarah. Sejarah bisa menjadi pendorong dan motivasi untuk menjadi lebih baik ke depan," pesan Hendarman.

"Kita harus bersatu sebagai generasi muda Indonesia. Tanpa persatuan, kita runtuh. Bersatu di atas segala perbedaan. Mari kita berjuang untuk negeri Indonesia," pesan Hendarman menutup rangkaian acara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com