Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2020, 05:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

"Hal ini juga pernah kami alami ketika mendampingi sebuah desa wisata di Sleman. Para pengelola tidak percaya diri untuk memasarkan desanya, sehingga kunjungan tamu ke desa tersebut sedikit," terangnya.

Oleh karena itu, strategi yang dilakukan bukan sekadar menjelaskan apa itu media sosial dan bagaimana menggunakannya untuk pemasaran.

Melainkan meyakinkan bahwa produk mereka adalah produk yang berkualitas dan memiliki potensi untuk disukai konsumen.

Dikatakan, ketika kelompok sudah menggunakan media sosial untuk pemasaran produk, Prayudi optimis permintaan produk akan meningkat.

Demikian pula dengan cakupan pelanggan yang semakin luas karena media sosial bisa diakses di mana saja.

Baca juga: Akademisi IPB: Ini Manfaat Konsumsi Pangan Lokal

"Saya optimis dengan perkembangan usaha ini. Etos anggota untuk berkembang besar. Dalam waktu yang tak lama lagi mereka juga akan mendapat pelatihan mengenai Branding Untuk Usaha Kecil," katanya.

"Disamping itu, kami tetap melakukan kegiatan pendampingan yang tidak terpaku pada jam atau sesi seperti pada pelatihan," pungkas Prayudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com