Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UGM: Pakai Masker Saat Olahraga Aman bagi Fungsi Pernapasan

Kompas.com - 17/07/2020, 09:13 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sejak pemerintah melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat kini bisa beraktivitas di luar rumah.

Hanya saja, semua orang yang melakukan aktivitas di luar rumah maka harus tetap menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker dan selalu jaga jarak.

Bahkan ketika berolahraga, orang juga wajib tetap mengenakan masker. Penggunaan masker ketika berolahraga sendiri aman untuk kesehatan.

Baca juga: Guru Besar UGM: Herbal sebagai Terapi Pendukung Pengobatan Covid-19

Aman untuk kesehatan

Akademisi yang juga pakar fisiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Siswanto, Sp.P mengatakan, pakai masker saat berolahraga aman untuk kesehatan dan tidak mengganggu fungsi paru-paru.

"Dari sisi fisiologi, kapasitas paru-paru kita itu jauh lebih tinggi 200 kali dari kapasitas jantung dan pembulu darah," ujarnya seperti dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (16/7/2020).

"Bahkan ketika berolahraga yang membutuhkan oksigen lebih banyak tubuh bisa beradaptasi, termasuk paru-paru," imbuhnya.

Terlebih ketika bersepeda, orang harus memakai masker. Namun, masih banyak orang yang ragu berolahraga di luar ruangan pakai masker itu aman atau tidak.

Ini karena beredar informasi terkait kasus pesepeda yang meninggal dunia disebabkan menggunakan masker. Padahal, kasus itu kemungkinan besar disebabkan karena gangguan pada jantung atau pembulu darah, bukan karena permasalahan pada fungsi paru-paru.

Sudah ada penelitian

Menurutnya, sudah terdapat penelitian yang membandingkan kapasitas kebugaran seseorang yang berolahraga dengan menggunakan masker.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti pada fungsi paru maupun parameter metabolis pada orang tersebut.

Hanya saja, penggunaan masker saat berolahraga bisa menimbulkan risiko jika seseorang telah memiliki riwayat penyakit sebelumnya.

Karena itu, intensitas dan jenis olahraga perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh dan riwayat kesehatan seseorang itu sendiri.

"Olahraga memang sebaiknya diresepkan, jadi orang tertentu dengan umur sekian dan riwayat penyakit tertentu bisa ditentukan seperti apa olahraga yang baik," jelas Siswanto.

Intensitas olahraga diturunkan

Namun pada masa pandemi seperti saat ini, dr. Siswanto menyarankan agar masyarakat tetap berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh.

Ini sangat penting, tetapi dengan intensitas yang tidak terlalu berat. Karena ketika menggunakan masker kerja pernapasan menggunakan tenaga yang lebih besar dari biasanya sehingga mudah menimbulkan kelelahan.

Baca juga: Webinar Farmasi UGM: Komputasi Percepat Pengembangan Obat

"Jadi bisa diturunkan, kalau biasanya olahraga dengan intensitas berat sekarang jadi intensitas sedang. Kalau sebelumnya intensitas sedang sekarang ringan," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com