Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UGM: Belum Ada Bukti Eucalyptus Bunuh Virus Corona

Kompas.com - 10/07/2020, 11:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di Indonesia, ada berbagai macam tanaman obat. Salah satunya eucalyptus yang juga telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat.

Bahkan ada sejumlah orang beranggapan bahwa tanaman ini dapat membunuh virus corona. Padahal, belum ada penelitian lebih lanjut akan hal tersebut.

Peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Rini Pujiarti, Ph.D., menyatakan, klaim ini tidak dapat dipercaya sepenuhnya karena belum ada pembuktian klinis untuk validasinya sebagai obat Covid-19.

Meskipun tanaman ini memiliki potensi sebagai antivirus karena di dalamnya terdapat kandungan zat aktif yang ada pada minyak atsiri eucalyptus.

Baca juga: Kalung Eucalyptus untuk Tangkal Corona, Ini Pendapat Guru Besar UGM

"Eucalyptus memang memiliki potensi sebagai antivirus karena adanya kandungan zat aktif pada minyak atsiri eucalyptus," ujar Rini seperti dikutip dari laman UGM, Kamis (9/7/2020).

Masih perlu dilakukan penelitian

Menurut dia, jika diklaim bahwa eucalyptus dapat membunuh virus corona penyebab Covid-19, tentu masih perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut.

Dosen Fakultas Kehutanan UGM ini menjelaskan, penelitian eucalyptus sebagai antivirus Covid-19 masih terbatas pada penelitian in vitro dan penelitian molecular docking.

Atau simulasi komputer yang dilakukan dengan menyamakan molekul zat aktif pada eucalyptus dengan molekul protein virus SARS-CoV-2.

Namun tentunya hal ini menjadi terobosan yang baik untuk menggunakan bahan alam sebagai anti Covid-19 seperti dari tanaman eucalyptus.

Adapun kandungan zat aktif di dalam eucalyptus yang berpotensi sebagai anti Covid-19 yaitu 1,8-cineole atau eucalyptol.

Ini merupakan komponen kimia utama dari minyak atsiri eucalyptus yang memiliki bioaktivitas sebagai antivirus.

Cocok dikembangkan di Indonesia

Dikatakan, ada anggapan masyarakat awam bahwa kayu putih dan eucalyptus sebagai tanaman yang sama, padahal tanaman ini berbeda meski masih dalam satu family.

Minyak kayu putih yang ada di Indonesia diperoleh dari distilasi daun Melaleuca spp., sedangkan minyak eucalyptus diperoleh dari distilasi daun Eucalyptus spp.

Tanaman eucalyptus memiliki potensi yang baik di Indonesia karena cocok dikembangkan di daerah tropis. Di Indonesia, tanaman ini umumnya dimanfaatkan batangnya untuk bahan baku pulp kertas.

Sedangkan daunnya belum dimanfaatkan secara optimal sehingga memiliki peluang besar digunakan sebagai minyak atsiri.

Dulunya, tanaman eucalyptus dan minyak atsiri eucalyptus telah digunakan dalam pengobatan tradisional. Ekstrak daun eucalyptus dapat digunakan secara langsung seperti untuk:

  • meredakan flu, asma, dan masalah pernafasan lain meringankan nyeri tubuh
  • mengatasi masalah flak gigi dan pendarahan pada mulut, gusi, dan gigi
  • sebagai aromateraphy untuk mengurangi stres
  • mengatasi gigitan serangga, dan anti nyamuk

Penelitian-penelitian lain, minyak atsiri eucalyptus juga dapat digunakan sebagai:

  • antibakteri, antivirus, antioksidan, antiinflamasi, antioksidan
  • meredakan nyeri sendi
  • pelega pernafasan/meredakan batuk.

Baca juga: Akademisi UGM: Seperti Ini Efektivitas Rapid Test

"Pengembangan tanaman ini sebagai produk kesehatan sangat prospektif, beberapa penelitian yang telah saya lakukan terhadap minyak atsiri eucalyptus menunjukkan bahwa eucalyptus memiliki bioakivitas sebagai repelan terhadap serangga, anti rayap, dan anti jamur," jelas Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com