Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengabdian Masyarakat, Dosen UPN Jogja Dampingi UMKM dengan Cara Ini

KOMPAS.com - Bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), memasarkan produknya butuh usaha keras. Terlebih yang baru merintis usahanya.

Seperti halnya usaha kecil yang digerakkan oleh masyarakat memiliki banyak kendala untuk berkembang, salah satunya adalah masalah komunikasi.

Padahal, sebagus apa pun produk yang dihasilkan, tidak akan diketahui apalagi dibeli oleh masyarakat. Tentu jika cara memasarkannya masih secara konvensional.

Dosen Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Yogyakarta, Prayudi, Ph.D., mengatakan, ada beberapa cara yang harus dilakukan oleh pelaku UMKM.

Pendampingan pada UMKM

Karena itu, sebagai bagian dari program pengabdian bagi masyarakat, Prayudi melakukan pendampingan pada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Batik Dewi Kunthi yang terletak di Murangan, Triharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Saya melihat mereka memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang. Sejak berdiri sekitar 8 tahun lalu, mereka telah melewati berbagai macam rintangan," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/8/2020).

Diceritakan, awalnya semua anggota masih awam mengenai dunia perbatikan. Lalu mereka bersama-sama belajar dengan didampingi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman.

"Sampai sebelum wabah Covid-19 melanda, sebenarnya usaha mereka sudah berjalan," ucapnya.

Dalam pengabdian kepada masyarakat itu, ada beberapa hal yang telah dan akan dilakukan oleh tim. Aktivitas itu antara lain:

  • Pelatihan pemasaran melalui media sosial.
  • Pelatihan branding untuk usaha kecil.
  • Pendampingan usaha yang dilakukan secara berkesinambungan.

Seperti diketahui, media sosial saat ini sudah menjadi salah satu media untuk memasarkan produk. UPPKS Batik Dewi Kunthi sudah lama memiliki media sosial.

Namun sayangnya, media sosial mereka jarang aktif dan bahkan jarang mengunggah postingan. Padahal, hal ini akan bermanfaat dari sisi membantu pemasarannya.

Banyak pelaku UMKM "gaptek"

Menurut Susanti, ketua kelompok UPPKS Batik Dewi Kunthi, dirinya jarang memasarkan di media sosial karena tidak ada waktu.

"Kalau sudah repot memproduksi pesanan, kadang tidak sempat memposting di media sosial. Terus juga tidak pede untuk mengunggah di media sosial," katanya.

"Selain itu, kami juga gaptek. Maklum semua anggota sudah tua dan tidak akrab dengan teknologi," imbuhnya.

Namun bagi Prayudi, hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar atau sudah umum dialami oleh pelaku UMKM lainnya.

"Hal ini juga pernah kami alami ketika mendampingi sebuah desa wisata di Sleman. Para pengelola tidak percaya diri untuk memasarkan desanya, sehingga kunjungan tamu ke desa tersebut sedikit," terangnya.

Oleh karena itu, strategi yang dilakukan bukan sekadar menjelaskan apa itu media sosial dan bagaimana menggunakannya untuk pemasaran.

Melainkan meyakinkan bahwa produk mereka adalah produk yang berkualitas dan memiliki potensi untuk disukai konsumen.

Dikatakan, ketika kelompok sudah menggunakan media sosial untuk pemasaran produk, Prayudi optimis permintaan produk akan meningkat.

Demikian pula dengan cakupan pelanggan yang semakin luas karena media sosial bisa diakses di mana saja.

"Saya optimis dengan perkembangan usaha ini. Etos anggota untuk berkembang besar. Dalam waktu yang tak lama lagi mereka juga akan mendapat pelatihan mengenai Branding Untuk Usaha Kecil," katanya.

"Disamping itu, kami tetap melakukan kegiatan pendampingan yang tidak terpaku pada jam atau sesi seperti pada pelatihan," pungkas Prayudi.

https://www.kompas.com/edu/read/2020/08/12/051700871/pengabdian-masyarakat-dosen-upn-jogja-dampingi-umkm-dengan-cara-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke