Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parenting: Membangun Percakapan Bermakna Orangtua-Anak di Tengah BDR

Kompas.com - 01/08/2020, 12:29 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Memasuki tahun ajaran baru yang masih harus dilalui siswa dan orangtua dengan belajar dari rumah (BDR) tidak serta merta membuat proses pendampingan belajar menjadi lebih mudah.

Jelang 5 bulan BDR, membuat orangtua menyadari proses pembelajaran siswa dari rumah tidak semudah dibayangkan.

Berangkat dari hal itu, Sekolah Global Sevilla dari kampus Puri Indah dan Pulomas, menggelar parenting webinar mengangkat tema  "Membangun Percakapan Bermakna dan Ikatan Kuat dengan Anak" pada Sabtu, 1 Agustus 2020.

Selain menghadirkan pembicara utama, Ferlita Sari, Psikolog PCC, acara penguatan peran orangtua dalam pendampingan anak selama BDR ini juga menghadirkan orangtua siswa untuk berbagi pengalaman; Ferry Salim (public figure) dan Kania Sutisnawinata (jurnalis senior).

Dalam awal paparan, Ferlita mengajak orangtua untuk bisa menerima kondisi pandemi saat ini yang banyak menimbulkan stress bagi sebagian orangtua.  

"Ada orangtua merasakan stress atau tidak nyaman. Hal ini merupakan proses normal," ujar Lita. "Menerima kondisi dan kenyataan adalah langkah awal yang baik," lanjutnya.

Baca juga: Berikut 6 Kunci Kemampuan Berpikir Kritis Anak

Membangun ikatan bermakna

Selanjutnya, Lita mengajak orangtua fokus pada hal yang bisa dilakukan. "Selalu ada hal positif yang dapat dilakukan. Dari pada memikirkan hal negatif, lebih baik memilih melakukan apa yang dapat kita lakukan sebagai orangtua," tegasnya.

Salah satu cara, ungkapnya, adalah melakukan membangun kualitas dan kuantitas komunikasi bermakna agar terbangun ikatan atau bonding yang kuat dengan anak.

Kenapa penting? "Karena anak perlu disiapkan untuk menghadapi tantangan masa depan," ujar Lita.

Mengutip riset World Economic Forum, Lita mengungkapkan ada beberapa bekal kemampuan yang perlu dimiliki anak memasuki abad 21, di antaranya; kemampuan berpikir kritis, analitis, fleksibel dan adaptif, mampu berkolaborasi, bekerja sama, kreatif, serta memiliki kemampuan komunikasi efektif.

Ia menjelaskan percakapan bermakna bukan saja anak berbicara, orangtua berbicara, namun juga perlu untuk saling mengembangkan kemampuan mendengarkan.

Lita menyampaikan setidaknya ada 5 kebutuhan emosional anak yang perlu dipenuhi oleh orangtua; dicintai, dimengerti, dihargai, bernilai dan rasa aman.

"Kebanyakan remaja stress dan bermasalah, cek biasanya ada salahsatu dari 5 kebutuhan emosional ini yang tidak terpenuhi," kata Lita mengingatkan.

Selain itu, ia juga menyampaikan pembicaraan bermakna tidak akan tercipta jika tidak ada ikatan yang kuat. "Membangun bonding adalah yang utama, kalau bonding bisa dibangun baru percakapan bermakna bisa dibangun," lanjutnya.

Lita kemudian menjelaskan orangtua perlu terus berlatih membangun ikatan yang kuat melalui mendengar dengan empati dan mengajukan pertanyaan bermakna.

"Mendengar dengan empati itu artinya fokus, menerima, hadir, sabar, tidak menginterpretasi, dan tidak menghakimi," jelasnya.

Menjaga anak di ranah digital

Baca juga: PPI: Kesehatan Fisik dan Mental Anak Jadi Isu Penting Hari Anak Nasional 2020

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com