Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Kompas.com - 29/04/2024, 17:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa fenomena La Nina akan segera menggantikan El Nino.

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin sehingga mengalami peningkatan curah hujan.

Dilansir dari laman BMKG, La Nina berupa embusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya.

Menguatnya angin pasat mendorong massa air laut ke arah barat sehingga di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin.

La Nina terjadi ketika El Nino sudah melemah dan berada di fase normal.

Saat ini, BMKG menyampaikan bahwa El Nino mulai melemah dan diprediksi akan beralih ke netral pada Mei 2024.

Lantas, kapan La Nina terjadi?

Baca juga: El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

La Nina diperkirakan terjadi Juli-Agustus

Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari mengatakan, La Nina diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus 2024.

Supari menyampaikan, setelah El Nino melemah dan beralih ke fase netral, fenomena selanjutnya adalah La Nina.

Menurut BMKG, saat ini La Nina berpeluang menggantikan El Nino sebesar 60 persen. Sementara 40 persen lainnya, berpeluang dari El Nino ke kondisi netral atau tidak terjadi La Nina.

Meskipun begitu, kondisi netral ini diperkirakan hanya bertahan setidaknya sampai Juli 2024. Artinya, La Nina akan tetap terjadi pada semester kedua 2024, yaitu pada periode Juli-Agustus.

"Fenomena La Nina terjadi di Samudra Pasifik, diprediksi terjadi pada Juli-Agustus," kata Supari, saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/4/2024),

Menurut data pengamatannya, tahun ini fenomena La Nina diprediksi akan lemah.

Sebetulnya, Supari berkata, fenomena La Nina cukup unik karena intensitasnya tidak mungkin sama persis dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dilansir dari Kompas.com (2022), La Nina terjadi ketika suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan hingga di bawah suhu normal.

Halaman:

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com