Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pertama Kali, Dugaan Data KPU Bocor Pernah Terjadi

Kompas.com - 29/11/2023, 12:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, media sosial diramaikan dengan adanya dugaan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) bocor.

Dugaan data KPU bocor itu muncul usai seorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" membagikan 500.000 data contoh yang berhasil diretasnya ke situs BreachForums dan dijual dengan harga 74.000 dollar Amerika atau sekitar Rp 1,1 miliar.

Adapun data yang dijual berupa data pribadi, seperti NIK, nomor KTP, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, sampai kode kelurahan, kecamatan, dan kabupaten, serta TPS.

Menyikapi dugaan tersebut, koordinator Divisi Data dan Informatika KPU RI Betty Epsilon Idroos mengaku belum bisa memastikan apakah data yang diduga bocor itu terkonfirmasi milik KPU.

"Lagi di-crosscheck dulu ya," kata dia, dilansir dari Kompas.com, Rabu (29/11/2023).

Saat ini, Divisi Data dan Informasi KPU RI bersama Gugus Tugas Keamanan Siber Sistem Informasi KPU RI sedang melakukan pengecekan atau digital foot print analysis terhadap sistem informasi KPU yang memuat data pemilih.

Dugaan data KPU bocor pernah terjadi 2022

Dugaan peretasan yang menyasar data KPU bukan pertama kali terjadi.

Sebelumnya, pada September 2022, dugaan data KPU bocor juga pernah santer beredar di media sosial X (dulu Twitter).

Saat itu, peretas anonim Bjorka mengklaim berhasil meretas 105 juta data kependudukan warga Indonesia dan menjualnya di forum online BreachForums.

"Pada waktu Bjorka, situs KPU juga diisukan teretas, tetapi faktanya tidak teretas," kata Komisioner KPU Idham Holik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/11/2023).

Idham memastikan, data yang dipublikasikan oleh Bjorka saat itu bukan file data Pemilu 2019 ataupun 2024.

Baca juga: Data DPT Pemilu 2024 Diduga Dicuri oleh Peretas Jimbo dan Dijual di BreachForums, Ini Kata Pakar dan KPU

Diberitakan Kompas.com (7/9/2022), Idham menjelaskan, secara spesifik terdapat beberapa hal yang berbeda antara data KPU dengan data yang diduga bocor.

Pertama, header data yang dibagikan Bjorka bukan header data yang biasa ditampilkan oleh KPU.

"Header-nya (di data Breached) itu kan jenis kelamin, nomor KK, NIK, ‘disabilitas’. Biasanya kami dalam menampilkan data itu dengan kolom kelamin, nomor KK, NIK, dan ‘difabel’,” kata dia.

Kedua, kolom usia dalam data yang bocor di forum Breached tidak pernah ada dalam data Sistem Data Pemilih (Sidalih) mana pun.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com