Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada Laki-laki 21 Tahun Belum Pernah Mimpi Basah, Kok Bisa?

Kompas.com - 29/11/2023, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang mengaku seorang laki-laki berusia 21 tahun dan belum pernah mimpi basah, ramai setelah diunggah akun X (dulu Twitter) @18fesss, Senin (27/11/2023).

Lewat unggahannya, dia mengaku belum pernah mengalami mimpi basah secara normal.

"Aku cowo dan udah umur 21 belum mimpi basah normal kah? soalnya kepikiran terus sampe sekarang kok belum pernah mimpi," tulisnya.

Unggahan tersebut lantas mendapatkan sejumlah komentar dari warganet lainnya.

Akun @KokoDadxxx mengaku juga tidak pernah mimpi basah, namun kondisinya tetap normal dan bisa punya anak.

Pengguna akun @Chwoxxx menyatakan wajar jarang mimpi basah di usia dewasa dibandingkan saat masa pubertas.

Sementara akun @AndreMokha2147 menyebut makan tauge bisa untuk mengatasi hal tersebut.

Lalu, benarkah ada laki-laki berusia 21 tahun yang belum mengalami mimpi basah, apa penyebabnya?

Baca juga: Benarkah Wanita Juga Alami Mimpi Basah?


Penjelasan dokter

Dokter spesialis andrologi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Agustinus mengatakan seorang laki-laki bisa saja belum pernah mimpi basah meskipun dia sudah dewasa.

Dia menyebutkan, ada beberapa penyebab seseorang belum pernah mengalami mimpi basah, salah satunya karena tidak mengalami pubertas. 

Kondisi seseorang yang tidak mengalami pubertas dikenal dengan constitutional delayed of puberty.

Disebutkan, Constitutional delayed of puberty adalah kondisi yang terjadi ketika seorang anak mengalami penundaan pubertas dibandingkan anak seusianya.

Penundaan ini mungkin disebabkan oleh keadaan genetik, kekurangan gizi, atau penyakit kronis.

Penyebab lain laki-laki tidak mimpi basah, lanjut Agustinus, bisa terjadi karena adanya gangguan di otak.

"Contohnya gangguan hipotalamus yang menyebabkan organ ini tidak memproduksi hormon pelepas gonadotropin," ujar Agustinus kepada Kompas.com, Selasa (28/11/2023).

Gonadotropin merupakan hormon yang membantu produksi testosteron dan sperma. Ada juga gangguan lain di otak seperti penyakit hipofisis atau kekurangan hormon yang diproduksi kelenjar pituitari.

Kondisi ini juga membuat produksi hormon gonadotropin terganggu.

"(Penyebab lainnya berupa) gangguan pada testis sehingga produksi testosteron tidak memadai," imbuh Agustinus.

Contoh gangguan pada testis tersebut yakni sindrom klinefelter. Sindrom ini membuat seorang laki-laki tidak dapat menghasilkan testosteron pada kadar normal sehingga memengaruhi proses pubertasnya.

Baca juga: Terlalu Sering Masturbasi Bisa Memengaruhi Kualitas Sperma, Benarkah?

Halaman:

Terkini Lainnya

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com