Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Sejak Ken Arok sampai Orde Reformasi

Kompas.com - 28/11/2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENYIMAK kemelut yang sedang terjadi di panggung politik Indonesia masa kini, rawan muncul pertanyaan apakah politik dan moral bisa dipersatukan.

Sebenarnya pertanyaan tersebut sudah muncul pada saat Ken Arok mencuri keris pusaka buatan Empu Gandring dari rumah Kebo Ijo, kemudian menyelinap masuk ke kamar tidur Tunggul Ametung demi membunuh penguasa Tumapel tersebut.

Jelas mencuri dan membunuh bukan hanya amoral, namun kriminal yang secara hukum tidak bisa dibenarkan.

Justru dengan cara amoral tersebut terbukti kemudian Ken Arok berjaya mendirikan Wangsa Rajasa dan Kerajaan Tumapel yang kemudian tercatat dengan tinta emas pada lembaran sejarah Nusantara sebagai Kerajaan Singasari sebagai pendahulu Kerajaan Majapahit.

Meski akhirnya Ken Arok kualat terbunuh oleh keris pusaka buatan Empu Gandring.

Catatan sejarah yang dibuat oleh Dinasti Yuan mengisahkan, pada 1293, pasukan Mongol sebanyak 20.000 orang yang dipimpin Ike Mese, mendarat di Jawa untuk menyerang Kertanagara.

Pasalnya, pada 1289, Kertanagara telah melukai utusan yang dikirim Kubilai Khan raja Mongol.

Raden Wijaya memanfaatkan kedatangan pasukan Mongol untuk menaklukkan Jayakatwang. Ia mengajak Ike Mese untuk bekerjasama untuk merebut kembali kekuasaan Wangsa Rajasa dari tangan Jayakatwang, dan setelah itu baru bersedia menyatakan tunduk kepada bangsa Mongol.

Jayakatwang yang mendengar persekutuan Raden Wijaya dan Ike Mese segera mengirim pasukan Kediri, namun berhasil dikalahkan oleh pasukan Mongol.

Selanjutnya, gabungan pasukan Mongol, Majapahit dan Madura bergerak menyerang Daha, ibu kota Kerajaan Kediri.

Setelah Jayakatwang dikalahkan, Raden Wijaya meminta izin pada pihak Mongol untuk kembali ke Majapahit mempersiapkan penyerahan dirinya. Ike Mese mengizinkannya tanpa curiga.

Sesampai di Canggu, Raden Wijaya dan pasukannya membunuh para prajurit Mongol yang mengawalnya.

Pada 19 April 1293, Raden Wijaya memimpin pasukannya menyerang tentara Mongol yang sedang berpesta pora mabuk-mabukan di Daha.

Akibat kehilangan 3.000 tentaranya, Ike Mese memutuskan mundur. Sisa pasukan Mongol akhirnya meninggalkan Jawa pada 24 April 1293.

Kemudian Raden Wijaya menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit yang pertama dengan gelar Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardana.

Menurut catatan dinasti Yuan, Raden Wijaya berpolitik amoral sebab berkhianat terhadap tentara Mongol yang semula dimanfaatkan sebagai sekutu Raden Wijaya untuk menaklukkan Jayakatwang.

Fakta sejarah membuktikan kesuksesan para penguasa amoral berlanjut pada masa kerajaan Mataram, bahkan sampai dengan masa Orde Reformasi Republik Indonesia.

Segenap fakta sejarah tersebut merupakan indikasi bahwa pada hakikatnya politik dan moral merupakan dua unsur yang sulit dipersatukan. Meski sebenarnya bukan berarti mustahil dipersatukan.

Jika mau, sebenarnya politik dan moral mampu dipersatukan. Jika tidak mampu berarti sekadar tidak mau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com