Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pertama Kali, Dugaan Data KPU Bocor Pernah Terjadi

Kompas.com - 29/11/2023, 12:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Terakhir, kode identitas wilayah yang menurutnya tidak sesuai dengan kode yang digunakan KPU RI.

“(Misalnya), melihat dari ID provinsi, kecamatan, dan kelurahan, itu (data di forum Breached) bukan ID yang biasa kami tampilkan. Bahkan, kalau melihat data tersebut, Sulawesi Selatan ID-nya bukan itu,” jelas Idham.

Baca juga: Cara Mengetahui Data Diri Bocor ke Dark Web, Cek Sekarang!

Pakar cyber sebut ada kemiripan data

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha bersama dengan timnya telah mencoba melakukan verifikasi data sampel yang diberikan secara random melalui website cekdpt dengan data KPU yang diduga bocor.

"Data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sampel yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (28/11/2023).

Pratama menambahkan, pada tangkapan layar lainnya yang dibagikan oleh Jimbo, terlihat sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.

Menurutnya, tangkapan layar tersebut menunjukkan kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phising, social engineering atau melalui malware.

Melalui tiga metode tersebut, Jimbo dapat mengakses dan mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya.

"Hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan karena bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat digunakan untuk mengubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya akan mencederai pesta demokrasi bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional," terang Pratama.

Sebelumnya, Pratama mengatakan, tim CISSREC sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada tanggal 7 Juni 2023.

Baca juga: Media Korsel Sebut Data Warga Indonesia Digunakan untuk Membuat Kartu SIM Ilegal Penipuan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com