Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Menatap Layar Gadget Berlebihan bisa Merusak Mata? Kenali Risikonya Berikut Ini

Kompas.com - 30/08/2023, 19:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

Selain itu, ablasi retina juga lima hingga enam kali lebih mungkin terjadi pada mereka yang memiliki miopia tinggi dibandingkan dengan miopia rendah.

Baca juga: 8 Kebiasaan yang Bisa Merusak Mata, Apa Saja?

Dampak negatif layar gadget untuk mata

Menghabiskan terlalu banyak waktu menatap layar gadget dapat menyebabkan ketegangan mata dan dapat menimbulkan dampak jangka panjang pada penglihatan Anda, terutama pada anak-anak.

Dilansir dari laman University of Pittsburgh Medical Center, berikut beberapa potensi dampak negatif dari menatap layar gadget secara berlebihan:

1. Mata lelah, kering, dan teriritasi

Mata bisa lelah karena penggunaan yang intens yang berisiko menyebabkan penglihatan ganda, sakit kepala, dan kesulitan konsentrasi.

Mata cenderung kurang berkedip saat menatap layar dan berpotensi membuatnya menjadi kering dan teriritasi.

Mata kering adalah kondisi yang sebaiknya dihindari, karena dapat berdampak pada kesehatan mata dan menyebabkan penglihatan kabur.

Baca juga: Tanda Kolesterol Tinggi Berupa Benjolan Kuning di Kulit dan Kelopak Mata

2. Hilangnya fleksibilitas fokus

Biasanya, hilangnya fleksibilitas fokus terjadi seiring bertambahnya usia, namun waktu menatap layar yang berlebihan juga berpengaruh.

Menatap layar gadget terlalu sering dapat memengaruhi kemampuan seseorang menyesuaikan mata untuk melihat pada jarak apa pun dengan cepat.

3. Rabun jauh

Waktu menatap layar dapat membuat seseorang tetap berada di dalam ruangan, yang memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mata.

Pada anak-anak misalnya, sinar matahari alami penting untuk menunjang perkembangan matanya.

Penelitian menunjukkan anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan lebih mungkin mengalami rabun jauh.

Baca juga: 7 Manfaat Buah Alpukat bagi Kesehatan, Baik untuk Jantung, Mata, dan Pencernaan

4. Kerusakan retina

Perangkat digital mengeluarkan cahaya biru yang dapat mencapai lapisan dalam bagian belakang mata (retina).

Studi menunjukkan bahwa cahaya biru dapat merusak sel-sel sensitif cahaya di retina. Hal ini dapat menyebabkan degenerasi makula terkait usia dini, yang berisiko menyebabkan hilangnya penglihatan.

Menurut American Optometric Association, anak-anak lebih mungkin mengalami hal ini dibandingkan orang dewasa ketika terkena cahaya berenergi tinggi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com