Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Penggunaan Smartwatch Bisa Deteksi Gejala Dini Parkinson

Kompas.com - 08/07/2023, 20:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian baru saja mengungkap manfaat jam tangan pintar (smartwatch).

Penelitian tim UK Dementia Research Institute di Universitas Cardiff mengungkap bahwa penggunaan smartwatch bisa bermanfaat untuk mendeteksi gejala dini penyakit parkinson.

Bahkan, deteksi tersebut bisa diketahui tujuh tahun lebih cepat dari kemunculan gejala pertama.

Penelitian itu dilakukan dengan menganalisis data 103.712 pengguna smartwatch.

Mereka melacak pergerakan dan aktivitas pengguna selama satu minggu, antara 2013 dan 2016.

"Kami telah menemukan di sini bahwa satu minggu data yang diambil dapat memprediksi kejadian hingga tujuh tahun ke depan," kata pemimpin studi, Dr Cynthia Sandor, dilansir dari BBC.

Baca juga: Seorang Wanita Bisa Mengendus Parkinson, Apakah Penyakit Bisa Mengeluarkan Bau?

Deteksi Parkinson lewat smartwatch

Sandor mengatakan, smartwatch yang digunakan sekitar 30 persen dari populasi Inggris dan Amerika Serikat itu berisi sensor gerak untuk mengumpulkan data.

"Pelacak aktivitas gelang yang digunakan dalam penelitian kami mencakup sensor gerak yang biasa ditemukan di smartwatch. Sensor ini secara pasif mengumpulkan data pergerakan,” jelasnya, dilansir dari The National News.

Data dari perangkat ini kompleks dan model AI membantu mengenali serta memilih fitur paling relevan yang berkontribusi pada nilai prediktif model.

Penelitian juga menyoroti pola-pola berbeda terkait dengan akselerasi gerakan dan kualitas tidur yang mengindikasikan kemungkinan peningkatan penyakit parkinson.

"Individu sebelum diagnosis parkinson menunjukkan indikasi penurunan kualitas dan durasi tidur. Individu ini juga mengalami kelambatan gerakan selama aktivitas fisik normal dibandingkan dengan individu tanpa diagnosis," jelas Sandor.

Baca juga: Tanda-tanda Kemungkinan Seseorang Berumur Panjang

Digunakan sebagai alat skrining Parkinson

Dalam studi tersebut, para ilmuwan kemudian menganalisis data akselerasi gerakan partisipan.

Analisis itu membandingkan data dari sebagian peserta yang telah didiagnosis penyakit parkinson dengan kelompok lain yang menerima diagnosis hingga tujuh tahun setelah data smartwatch dikumpulkan.

Peneliti lewat program kecerdasan buatan (AI) dapat mengidentifikasi peserta yang kemungkinan berisiko mengembangkan penyakit.

AI tersebut memprediksi secara akurat siapa yang mengembangkan penyakit parkinson.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com