Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Harga Tiket Kereta Naik Disebut karena KAI Wajib Setor TAC, Ini Kata Kemenhub

Kompas.com - 13/05/2023, 12:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belakangan ini, warganet mengeluhkan harga tiket kereta api yang disebut-sebut naik cukup signifikan.

Bahkan, seperti diberitakan Kompas.com (31/1/2023), harga tiket kereta api eksekutif jurusan Surabaya-Jakarta disebut lebih mahal daripada tiket pesawat dengan tujuan sama.

Menanggapi fenomena naiknya tarif kereta, akun Twitter ini mengungkapkan bahwa kenaikan harga tiket kereta, salah satunya disebabkan kewajiban setor TAC kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

TAC naik, harga tiket kereta naik?

TAC atau Track Access Charge adalah biaya sewa yang harus dibayar oleh operator perkeretaapian atas penggunaan prasarana perkeretaapian yang dimiliki negara.

"Dan kebetulan TAC tahun ini mengalami kenaikan yg lumayan tinggi dari semula 388M menjadi 2,4T," tulis pengunggah.

"Disisi lain KAI banyak tanggungan sana sini & berujung menaikan harga tiket," imbuhnya.

Hingga Sabtu (13/5/2023) pagi, unggahan ini telah menuai lebih dari 1,5 juta tontotan, 6.390 suka, dan 1.900 twit ulang dari pengguna Twitter.

Lantas, benarkah kenaikan harga tiket kereta salah satunya disebabkan naiknya TAC ke Kemenhub?

Baca juga: Warganet Soroti Harga Tiket Kereta Lebih Mahal tapi Pelayanan Berkurang, Ini Penjelasan KAI


Penjelasan Kemenhub

Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati membenarkan bahwa memang terdapat Track Access Charge atau TAC antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Kemenhub.

Besaran TAC dari KAI kepada Kemenhub tersebut, menurut dia, telah diatur sesuai ketentuan dan disesuaikan sebagaimana dianggarkan KAI.

"Jadi tidak relevan mengaitkan TAC dengan kenaikan tarif kereta api," kata dia kepada Kompas.com, Jumat (12/5/2023).

Adita menerangkan, ketentuan terkait TAC tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 138 Tahun 2022.

Pihaknya juga menyampaikan, besaran TAC tahun ini adalah Rp 2,4 triliun. Namun, angka tersebut bukan hanya untuk KAI, melainkan juga anak usahanya.

"Besaran seharusnya Rp 2,4 triliun. Rp 2,4 triliun itu bersama KCI dan Raillink anak usaha KAI," ungkapnya.

Kendati demikian, Adita tidak merinci maupun membenarkan bahwa besaran TAC mengalami kenaikan dari Rp 388 miliar seperti disebut dalam unggahan Twitter.

Adapun sebagai informasi, TAC merupakan tarif penggunaan rel dari negara yang dikenakan kepada KAI.

Dilansir dari Kompas.com (16/4/2015), TAC adalah harga yang harus dibayar kereta saat melintasi atau melewati rel karena memakai barang milik negara berupa rel kereta api.

Konsep pembayaran TAC sendiri serupa dengan pungutan jalan tol, dan akan disetor setiap bulan ke kas negara oleh PT KAI selaku operator kereta api.

Baca juga: Ramai soal Harga Tiket Kereta Disebut Lebih Mahal dari Pesawat, Kemenhub Buka Suara

Halaman:

Terkini Lainnya

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Tren
Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Kuning Telur Direbus hingga Keabuan Disebut Tidak Sehat, Benarkah?

Tren
Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com