Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Latto-latto dan Mengapa Masih Banyak Teori Konspirasi Bermunculan?

Kompas.com - 08/01/2023, 19:31 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Latto-latto atau clackers ball atau etek-etek, kini banyak digandrungi oleh semua kalangan, baik anak kecil maupun orang dewasa.

Fenomena permainan latto-latto ini tak lepas dari unggahan di media sosial, sehingga menginspirasi banyak orang untuk memainkannya.

Di tengah ketenaran latto-latto, muncul beberapa unggahan berisi penjelasan teori konspirasi yang tersembunyi di balik permainan itu.

Teori-teori konspirasi ini banyak dibagikan melalui grup WhatsApp dan Facebook.

Bentuk latto-latto saat dimainkan yang menyerupai segitiga disebut melambangkan freemason dan iluminasi.

Baca juga: Mengapa Bill Gates Sering Jadi Sasaran Tudingan Teori Konspirasi Virus Corona?


Meski banyak yang menganggapnya candaan, mengapa teori-teori konspirasi ini kerap muncul, khususnya pada hal-hal yang viral?

Latto-latto dan banyaknya teori konspirasi

Sosiolog Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono mengatakan, kemunculan teori konspirasi ini biasanya bertujuan untuk mengingatkan tatanan yang ada akan tergantikan oleh tatanan baru.

Karena itu, teori ini kerap muncul dengan memanfaatkan momen-momen yang sedang banyak dibicarakan.

Ia menjelaskan, adanya teori konspirasi ini merupakan bentuk kecemasan sekelompok orang atau rasa traumatik dunia terkait kekuatan-kekuatan baru yang mampu mengendalikan dunia.

"Itu selalu dijadikan traumatik dunia bahwa ada kekuatan-kekuatan tersembunyi dan mengorganisir secara diam-diam, kemudian akan berbalik menguasai dunia," kata Drajad kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2022).

"Traumatik inilah yang mengekalkan bahwa seseorang harus peduli dengan teori-teori konspirasi," sambungnya.

Baca juga: Mengenal Clackers Ball atau Mainan Latto-latto yang Lagi Viral di Medsos

Konspirasi latto-latto

Denny Cagur mencoba mainan latto-lattoInstagram @dennycagur Denny Cagur mencoba mainan latto-latto

Kendati demikian, ia menganggap permainan latto-latto kurang masuk akal jika dihubungkan dengan teori konspirasi.

Drajat menuturkan, teori konspirasi dan sejenisnya ini sangat populer dan berkembang secara cepat karena penjelasannya yang sederhana.

Menurutnya, basis teori konspirasi sebenarnya hanya pada kepercayaan atau pemahaman bahwa dunia dikendalikan oleh kekuatan terorganisir yang tidak tampak.

Baca juga: Bahaya Membenturkan Elpiji Layaknya Permainan Latto-latto seperti yang sedang Viral

Biasanya, hal ini disematkan pada organisasi-organisasi seperti freemason atau iluminasi.

"Jadi lebih mudah dipahami, sehingga lebih gampang tersebar dan dimengerti orang-orang awam, makannya teori-teori ini bisa cepat muncul dan menarik perhatian orang," jelas dia.

"Kalau di kasus latto-latto ini bukan untuk itu, tapi seperti penunggang gelap untuk mendompleng viralnya latto-latto kemudian dijadikan satu alat untuk mengingatkan kembali tentang teori konspirasi itu," pungkasnya.

Baca juga: Mengenal Tata Surya dan Beberapa Teori Pembentukan Tata Surya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Jaga Kesehatan, Jemaah Haji Diimbau Umrah Wajib Pukul 22.00 atau 09.00

Tren
Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Sisa Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Ada Berapa Tanggal Merah?

Tren
4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

4 Tanda yang Menunjukkan Orangtua Psikopat, Apa Saja?

Tren
SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

SIM Diganti NIK Mulai 2025, Kapan Masyarakat Harus Ganti Baru?

Tren
Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Dirjen Dikti: Rektor Harus Ajukan UKT 2024 dan IPI Tanpa Kenaikan

Tren
Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Warganet Sebut Pemakaian Kain Gurita Bayi Bisa Cegah Hernia, Benarkah?

Tren
Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Saat Jokowi Sebut UKT Akan Naik Tahun Depan, tapi Prabowo Ingin Biaya Kuliah Turun

Tren
Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Bolehkah Polisi Hapus 2 Nama DPO Pembunuhan Vina yang Sudah Diputus Pengadilan?

Tren
Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Kisah Nenek di Jepang, Beri Makan Gratis Ratusan Anak Selama Lebih dari 40 Tahun

Tren
Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Ramai soal Uang Rupiah Diberi Tetesan Air untuk Menguji Keasliannya, Ini Kata BI

Tren
Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Benarkah Pegawai Kontrak yang Resign Dapat Uang Kompensasi?

Tren
Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com