KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto kembali mencalonkan diri sebagai calon presiden yang bakal maju pada 2024.
Seperti diketahui, Prabowo sudah mencalonkan diri sebagai capres sebanyak dua kali atau sejak 2014.
Saat itu, Prabowo berpasangan dengan cawapres Hatta Rajasa, dan kalah dari Jokowi-Jusuf Kalla.
Kemudian, pada Pemilu 2019, Prabowo mencalonkan diri lagi sebagai capres bersama Sandiaga Uno, dan kembali kalah dari pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dari pengalaman tersebut bagaimana peluang Prabowo dalam Pemilu yang akan dilangsungkan pada 2024?
Eks Direktur Lembaga Survei Indonesia sekaligus Dosen Fisipol di Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi mengatakan bahwa Prabowo memang ada peluang menjadi calon presiden karena sudah memiliki basis pemilih sejak 2014.
"Kalau dari sisi peluang, tentu ada karena Prabowo sudah punya basis pemilih sejak Pilpres 2014," ujar pria yang akrab disapa Dodi ini kepada Kompas.com, Sabtu (13/8/2022).
Ia menambahkan, peluang itu akan terkoreksi oleh kandidat baru yang mulai membangun dukungan seperti Ganjar Pranowo (GP) dan Anies Baswedan (AB).
Baca juga: Melihat Peluang Duet Anies-Puan di Pilpres 2024
Selain itu, Dodi menyampaikan, saat ini belum tergambar penuh bagaimana strategi Prabowo untuk mengampanyekan dirinya menjadi capres.
Menurut Dodi, hal itu dikarenakan Prabowo masih sibuk sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
"Dia sibuk sebagai Menhan, jadi sulit untuk membandingkan strategi dia yang dulu dengan sekarang. Kalau belum ada kejelasan strategi baru, saya kira dia mengulang yang lama," ujar Dodi.
Baca juga: Kisah di Balik Patung Soekarno Menunggang Kuda yang Diresmikan Prabowo di Kemhan
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Zaki Mubarak menyampaikan, secara obyektif Prabowo memiliki peluang yang cukup besar dalam pilpres 2024.
Faktor pertama yang dinilai membuat Prabowo berpeluang menjadi capres yakni nama Prabowo hampir selalu ada di tiga besar (big three) dalam setiap jajak pendapat.
Kondisi ini, menurut Zaki, selalu konsisten dari setelah pilpres 2019 sampai survei terbaru 2022.
Baca juga: Pilpres 2024, ke Mana Pendukung Jokowi Akan Berlabuh?
Sementara itu, faktor lain yang menguntungkan Prabowo adalah anggota "big three" lainnya, dalam hal ini Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan mengalami banyak kendala berat terkait dengan ketidakpastian parpol pengusungnya.