KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengimbau masyarakat menghindari mudik pada puncak mudik Lebaran 2022.
Kepala Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pitra Setiawan menyebut, pihaknya memprediksi puncak mudik terjadi 3 hari mulai 28-30 April 2022.
"Kami sebenarnya sedang menunggu keputusan dari pimpinan, ada skenario supaya masyarakat mudik lebih awal, tapi kan perlu sinkronisasi antar-instansi," kata Pitra, dalam sambungan telepon, Senin (18/4/2022).
Hanya saja pada 28 April 2022 jatuh pada Kamis yang merupakan hari kerja sebagian besar masyarakat.
Sehingga, masyarakat yang akan mudik lebih awal bisa mengatur cuti atau opsi yang lainnya.
"Betul (belum mulai libur), makanya kami sedang menunggu arahan pimpinan, sedang dirapatkan antar instansi. Muncul opsi, apakah di tanggal sebelumnya akan ada pengecualian atau bagaimana. Tapi kalaupun tidak, ya monggo, apakah masyarakat akan mengajukan cuti lebih awal atau bagaimana," jelas Pitra.
Baca juga: 8 Tips Nyaman Mudik Membawa Bayi dengan Mobil Pribadi
Imbauan mudik lebih awal dimaksudkan agar masyarakat bisa mengatur perjalanan mudiknya.
Hal ini melihat pada Lebaran 2022, diprediksi akan ada 14 juta masyarakat yang bergerak meninggalkan Jakarta.
Berdasarkan simulasi yang sudah dilakukan oleh Jasa Masrga untuk jalan tol maupun Kemenhub untuk jalan nasional, diperkirakan kedua jalur tersebut akan dipadati oleh para pemudik dan jumlah kendaraan yang melintas akan mengalami peningkatan signifikan.
"Baik menuju arah timur maupun menuju Sumatera itu dua-duanya (jalan tol dan jalan nasional) akan mengalami peningkatan yang luar biasa," ujar Pitra.
Baca juga: Akankah Kasus Covid-19 Naik Lagi Pasca-mudik? Ini Kata Ahli
Sementara itu, bagi masyarakat yang baru bisa melakukan perjalanan mudik bertepatan dengan masa puncaknya, Pitra menyampaikan, kemungkinan besar terjadi kepadatan lalu lintas.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:
1. Cek kondisi kendaraan
Adanya larangan mudik pada dua tahun terakhir, mungkin banyak membuat kendaraan-kendaraan masyarakat jarang digunakan untuk melakukan perjalanan jarak jauh.
Untuk itu, sebelum digunakan untuk membawa keluarga ke kampung halaman pada mudik nanti, masyarakat diimbau untuk memastikan kondisi kendaraannya masing-masing.