KOMPAS.com - Di balik hiruk-pikuk lalu lintas modern dan pemandangan pantai nan indah, Jalan Pantura yang membentang di sepanjang pantai utara Pulau Jawa menyimpan sebuah kisah sejarah tak terlupakan.
Dikenal juga sebagai Jalan Daendels atau Grote Postweg, jalan ini menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengubah wajah Hindia Belanda pada awal abad ke-19.
Bagaimana jejak-jejak masa lalu yang menandai pembangunan Jalan Pantura?
Baca juga: Jalan Pantura Pati-Rembang Macet Parah, Satlantas Polresta Pati Beri Penjelasan
Jalan Pantura pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels, seorang pejabat Belanda yang diangkat oleh Napoleon Bonaparte untuk memerintah di Hindia Belanda.
Ketika Daendels datang ke Jawa, kondisi politik dan militer di dunia tengah berubah.
Belanda kala itu berada dalam aliansi dengan Perancis yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.
Daendels diberi misi khusus oleh Napoleon untuk memperkuat infrastruktur dan pertahanan koloni Belanda di Hindia Timur.
Tujuannya adalah melindungi Hindia Belanda dari potensi serangan Inggris yang mengintensifkan kehadirannya di perairan sekitar.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Daendels mengambil keputusan bersejarah dengan membangun jalan yang menghubungkan dua kota penting di Jawa, yakni Batavia dan Surabaya.
Jalan tersebut adalah Jalan Pantura atau dikenal juga sebagai Jalan Daendels atau Grote Postweg.
Jalan ini memanjang sejauh 1.000 kilometer dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, mengikuti pantai utara Jawa yang akan memainkan peran vital dalam mobilisasi pasukan dan barang antara kedua kota tersebut.
Jalan Pantura memiliki peran penting dalam mobilisasi pasukan dan transportasi cepat antara Batavia (ibu kota koloni) dan Surabaya yang dianggap sebagai benteng pertahanan terhadap serangan laut Inggris.
Baca juga: Latar Belakang Berakhirnya Kekuasaan Daendels dan Raffles
Fakta unik pembangunan jalan ini adalah awalnya Daendels ingin memulai pembangunan Jalan Raya Pos dengan niat menghubungkan Buitenzorg (Bogor) dan Karangsambung.
Inspirasi utamanya adalah sistem jalur sangat efisien di Perancis yang dapat menghubungkan 25 kota di Eropa.
Selain itu, ia juga terkesan oleh jalan trans yang menghubungkan Paris Perancis dan Amsterdam Belanda yang pernah ia lewati saat bertemu dengan Kaisar Perancis Napoleon I atau Napoleon Bonaparte.
Baca juga: Jalur Pantura Banyuwangi Macet, Pengendara Diimbau Lewat Jalur Selatan