KOMPAS.com - Pendidikan tinggi memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan suatu bangsa.
Di Indonesia, jejak pendidikan tinggi dimulai jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, yakni sejak masa penjajahan Belanda.
Ada tiga sekolah tinggi yang berperan besar pada masa Hindia Belanda, yaitu Stovia, Rechts Hogeschool, dan Nederlandsch-Indische Artsen School.
Berikut ini jejak sejarah tiga sekolah tinggi pada masa penjajahan Belanda.
Baca juga: Mengulik Sejarah Stovia, Sekolah Dokter Pertama di Indonesia
Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang didirikan pada 1851 di Batavia (kini Jakarta) oleh pemerintah kolonial Belanda.
Stovia memiliki tujuan untuk melatih penduduk pribumi dengan keterampilan medis sehingga mereka dapat menjadi dokter yang melayani komunitas lokal.
Pendirian Stovia adalah respons terhadap kebutuhan mendesak akan tenaga medis pribumi yang berkualitas.
Pada saat itu, banyak penduduk pribumi yang tidak memiliki akses kepada perawatan medis memadai.
Oleh sebab itu, para pejabat kolonial Belanda menyadari perlunya melatih dokter-dokter pribumi untuk mengatasi masalah ini.
Selama berjalannya waktu, Stovia tidak hanya menjadi sekolah medis, tetapi juga tempat diperkenalkan dan dipromosikannya gagasan-gagasan tentang kesehatan masyarakat serta ilmu kedokteran.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.