Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sekolah Tinggi di Zaman Hindia Belanda

Kompas.com - 20/09/2023, 21:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendidikan tinggi memiliki peran sentral dalam membentuk masa depan suatu bangsa.

Di Indonesia, jejak pendidikan tinggi dimulai jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, yakni sejak masa penjajahan Belanda.

Ada tiga sekolah tinggi yang berperan besar pada masa Hindia Belanda, yaitu Stovia, Rechts Hogeschool, dan Nederlandsch-Indische Artsen School.

Berikut ini jejak sejarah tiga sekolah tinggi pada masa penjajahan Belanda.

Baca juga: Mengulik Sejarah Stovia, Sekolah Dokter Pertama di Indonesia

Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen)

Stovia (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) adalah salah satu institusi pendidikan tinggi yang didirikan pada 1851 di Batavia (kini Jakarta) oleh pemerintah kolonial Belanda.

Stovia memiliki tujuan untuk melatih penduduk pribumi dengan keterampilan medis sehingga mereka dapat menjadi dokter yang melayani komunitas lokal.

Pendirian Stovia adalah respons terhadap kebutuhan mendesak akan tenaga medis pribumi yang berkualitas.

Pada saat itu, banyak penduduk pribumi yang tidak memiliki akses kepada perawatan medis memadai.

Oleh sebab itu, para pejabat kolonial Belanda menyadari perlunya melatih dokter-dokter pribumi untuk mengatasi masalah ini.

Selama berjalannya waktu, Stovia tidak hanya menjadi sekolah medis, tetapi juga tempat diperkenalkan dan dipromosikannya gagasan-gagasan tentang kesehatan masyarakat serta ilmu kedokteran.

Para lulusan Stovia yang dikenal sebagai "Dokter Jawa", memainkan peran penting dalam memberikan perawatan medis kepada masyarakat dan menyebarkan pengetahuan kesehatan di berbagai daerah Indonesia.

Stovia tidak hanya melahirkan dokter-dokter pribumi yang terampil, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia.

Ini merupakan langkah awal yang penting bagi pribumi untuk mengakses pendidikan tinggi untuk penduduk pribumi.

Seiring berjalannya waktu, Stovia berkembang menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Hingga kini, FKUI menjadi salah satu fakultas kedokteran terkemuka di Indonesia.

Baca juga: Tapak Tilas Gedung Stovia, Saksi Dibentuknya Organisasi Budi Oetomo

Rechts Hogeschool

Rechts Hogeschool yang didirikan pada 1849, merupakan sekolah tinggi hukum pertama di Hindia Belanda.

Tujuannya adalah mempersiapkan tenaga profesional yang terampil dalam bidang hukum.

Tenaga profesional hukum diperlukan dalam menjalankan berbagai aspek administrasi kolonial dan peradilan.

Pendirian Rechts Hogeschool merupakan respons terhadap kebutuhan akan aparatus hukum yang kompeten dalam menjalankan administrasi kolonial dan mengatur hukum di wilayah Hindia Belanda.

Sekolah tinggi ini memberikan pendidikan hukum yang komprehensif kepada mahasiswa pribumi yang akan menjadi sarjana hukum terlatih.

Pada 1950-an, dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia, Rechts Hogeschool menjadi bagian integral dari pendirian Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Universitas Airlangga, Kampus Terbaik di Jawa Timur Versi QS AUR 2023

Nederlandsch-Indische Artsen School

Nederlandsch-Indische Artsen School, yang lebih dikenal sebagai Sekolah Dokter Hindia Belanda, memegang peran kunci dalam perkembangan ilmu kedokteran di wilayah yang kini menjadi Indonesia.

Sekolah ini didirikan pada 1923 di Surabaya, Jawa Timur, oleh pemerintahan kolonial Belanda dengan tujuan utama melatih dokter-dokter pribumi yang mampu memberikan pelayanan medis kepada masyarakat.

Sekolah dokter ini tidak hanya melatih calon dokter, tetapi juga memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu kedokteran.

Dosen-dosen dan guru-guru di sekolah ini adalah ilmuwan serta profesional medis terkemuka yang berkontribusi dalam penelitian dan publikasi ilmiah.

Mereka berusaha meningkatkan standar perawatan dan pengetahuan medis di Hindia Belanda.

Para siswa di sekolah ini menjalani program pendidikan yang komprehensif, termasuk pelatihan klinis di rumah sakit dan fasilitas medis terkemuka pada masa itu.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, Sekolah Dokter Hindia Belanda mengalami perubahan besar.

Pada 1947, Nederlandsch-Indische Artsen School diubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Referensi:

  • Ricklefs, M.C. (2008). A History of Modern Indonesia. Stanford University Press.
  • Loebis, M. N. (1984). Education and Nationalism in Indonesia: A Study of the School for People's Welfare and the Nationalist Movement, 1932-1940. University of Michigan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com