Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Selama Hamil Pengaruhi IQ Anak Perempuan dan Laki-laki Secara Berbeda

Kompas.com - 13/05/2024, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian baru mengungkapkan bahwa stres memiliki dampak yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan.

Kita mungkin mengira bahwa stres selama kehamilan tidak akan berdampak baik bagi bayi, namun ternyata, stres dapat menyebabkan skor IQ anak perempuan menjadi lebih tinggi.

Pengaruh hormon stres bagi IQ anak

Hormon kortisol, yang membantu tubuh merespons stres, dianggap penting untuk perkembangan janin. Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense, Denmark, telah melaporkan bahwa hormon kortisol dapat memajukan perkembangan bahasa sejak dini.

Kini, tim peneliti yang sama mengatakan bahwa terlalu banyak kortisol selama trimester ketiga kehamilan (dari minggu ke 27 hingga akhir kehamilan, sekitar 37-42 minggu) dapat berdampak pada fungsi kognitif di kemudian hari.

Khususnya, ketika seorang anak mencapai usia tujuh tahun, peneliti berpikir bahwa stres yang dialami ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi IQ anak laki-laki dan perempuan secara berbeda.

Baca juga: Apakah Konsumsi Ibu Hamil Berpengaruh terhadap Tantrum pada Anak?

Saat mempresentasikan penelitian mereka di Kongres Endokrinologi Eropa ke-26 di Stockholm, para peneliti mengatakan bahwa anak perempuan mungkin kurang sensitif terhadap paparan kortisol karena peran plasenta.

Wanita yang mengandung anak perempuan selama kehamilan cenderung mengeluarkan lebih banyak kortisol, namun enzim di plasenta mengontrol seberapa banyak kortisol tersebut mencapai janin. Enzim ini mengubah kortisol menjadi versi hormon tidak aktif yang dikenal sebagai kortison.

Para peneliti berpendapat, anak laki-laki mungkin lebih rentan terhadap paparan kortisol karena mereka tidak mendapatkan manfaat dari aktivitas perlindungan enzim ini.

Untuk studi baru ini, para peneliti mengukur kadar kortisol dan kortison pada 943 wanita hamil. Mereka kemudian membandingkannya dengan IQ 943 anak mereka, yang diukur oleh psikolog terlatih tujuh tahun kemudian.

Mereka menemukan bahwa anak laki-laki yang terpapar tingkat kortisol lebih tinggi di dalam rahim memiliki nilai IQ lebih rendah. Namun, para peneliti terkejut saat mengetahui bahwa ketika kortisol ditemukan dalam sampel urine, bukan dalam darah, maka IQ anak perempuan menjadi lebih tinggi.

Baca juga: Hasil Test Pack Positif tapi Tidak Hamil, Apa Penyebabnya?

Sepengetahuan peneliti, ini adalah studi pertama yang menyelidiki hubungan antara kadar kortison urine selama kehamilan dan skor IQ pada anak.

Meskipun penelitian lain hanya mengamati kortisol yang beredar dalam darah selama kehamilan dan IQ anak, penelitian ini adalah yang pertama melihat sampel urine serta darah untuk menyelidiki anak laki-laki dan perempuan secara terpisah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com