Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/10/2023, 17:01 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Wilayah gurun memiliki beberapa bentuk, seperti bukit pasir, ngarai berbatu, padang rumput semak belukar, dan lain-lain.

Namun, berbagai wilayah gurun tersebut memiliki satu persamaan, yakni kurangnya curah hujan.

Lynn Fenstermaker, ahli ekologi di Desert Research Institute di Reno, Nevada, mengatakan bahwa, secara umum, wilayah mana pun yang curah hujannya kurang dari 25 cm per tahun dianggap sebagai gurun.

Tentu saja, kurangnya curah hujan membuat gurun menjadi wilayah yang kering. Lantas, mengapa beberapa tempat di Bumi mendapat curah hujan jauh lebih sedikit dibandingkan tempat lainnya?

Baca juga: Gurun Sahara Pernah Jadi Tempat Subur, Bagaimana Itu Bisa Terjadi?

Penyeban curah hujan rendah di gurun

Menurut Fenstermaker, pola sirkulasi udara global adalah penyebab utama curah hujan yang rendah di gurun.

Penjelasannya dimulai dari energi matahari yang paling banyak menyinari Bumi di garis khatulistiwa, sehingga memanaskan udara dan menguapkan kelembapan darinya.

Udara hangat yang kering kemudian naik dan bergerak menuju kutub. Udara itu cenderung tenggelam lagi di sekitar garis lintang 30 derajat.

Pola sirkulasi yang disebut sel Hadley ini menggerakkan angin pasat, yang memicu eksplorasi awal bumi oleh para penjelajah laut.

Hal ini juga yang menyebabkan banyak gurun terbesar di dunia, seperti Sahara dan Gobi di Belahan Bumi Utara, serta Kalahari di Belahan Bumi Selatan, berada di garis lintang tengah.

Baca juga: Apakah Wilayah Mesir Kuno Dulunya adalah Gurun?

Namun, penjelasannya lebih rumit dari itu. Pola angin berinteraksi dengan topografi untuk memengaruhi lokasi ditemukannya gurun.

Misalnya, udara yang masuk dari laut dan menghantam pegunungan akan melepaskan kelembapannya saat hujan ke lereng ketika udara naik.

Namun, saat udara melintasi pegunungan dan tenggelam ke sisi lain, udara sudah kering.

Andreas Prein, ilmuwan atmosfer di Pusat Penelitian Atmosfer Nasional di Boulder, Colorado, mengatakan bahwa terkadang, wilayah pedalaman lebih kering karena letaknya yang sangat jauh dari perairan sehingga udara yang masuk telah kehilangan semua kelembapannya saat tiba.

Di sisi lain, wilayah pesisir tidak selalu basah. Arus laut dingin yang bertabrakan dengan udara yang bergerak menuju pantai dapat menimbulkan kabut.

Baca juga: Bagaimana Hewan Beradaptasi di Lingkungan Gurun?

Saat kabut bergerak di atas daratan, kelembapan tetap berada di udara dan tidak jatuh sebagai hujan. Hal ini dapat menciptakan gurun yang berbatasan dengan lautan, seperti Gurun Atacama di Chili, salah satu tempat terkering di dunia.

Selain itu, perlu diketahui bahwa tidak semua gurun adalah wilayah yang panas. Misalnya, bagian dari Arktik dan Antartika juga dianggap sebagai gurun.

Udara dingin tidak bisa menahan kelembapan seperti halnya udara hangat. Jadi, suhu yang sangat dingin di kutub menyebabkan curah hujan sangat sedikit, meskipun banyak air yang tersimpan di dalam tanah dalam bentuk es.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com