Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2023, 16:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - El Nino dan La Nina adalah dua fenomena cuaca yang berlawanan, yang terjadi secara periodik, yang sama-sama memengaruhi cuaca dan iklim di Bumi.

El Nino merupakan fenomena cuaca yang menyebabkan pemanasan suhu permukaan laut yang terjadi di wilayah tengah dan timur Samudra Pasifik.

Sedangkan La Nina, kebalikannya, yang digambarkan dengan fenomena suhu laut yang lebih dingin dari rata-rata.

Dilansir dari Space, Kamis (21/9/2023), fenomena El Nino dan La Nina, rata-rata dapat terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali.

Biasanya fenomena ini juga bisa berlangsung 12 bulan, atau bahkan dapat bertahan selama bertahun-tahun.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), umumnya fenomena El Nino lebih sering terjadi dibandingkan fenomena La Nina.

Baca juga: Apa Itu Fenomena El Nino?

Lantas, apa yang terjadi selama El Nino dan La Nina terjadi?

Saat keadaan normal, angin permanen dari timur ke barat yang dikenal dengan angin pasat akan bertiup ke arah barat di sepanjang wilayah khatulistiwa di Samudra Pasifik.

Pada kondisi ini, menurut NOAA, air hangat akan bergerak dari Amerika Selatan menuju Asia.

Air hangat digantikan dengan air dingin yang kaya nutrisi yang baik dari lautan dalam selama proses yang disebut upwelling.

Nutrisi-nutrisi yang dibawa saat proses pergantian tersebut akan mendorong pertumbuhan rumput laut dan mendukung pertumbuhan fitoplankton, organisme mikroskopis, yang merupakan sumber energi penting bagi populasi hewan besar di lautan.

Akan tetapi, terjadinya dua pola iklim yang saling berlawanan ini, El Nino dan La Nina, dapat mengganggu kondisi normal tersebut. Secara kolektif, para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai siklus El Nino-Osilasi Selatan (ENSO).

Baca juga: Apakah Dampak Fenomena El Nino terhadap Cuaca di Indonesia?

 

Selama fenomena El Nino terjadi, maka kekuatan angin pasat akan berkurang, sehingga menyebabkan air hangat mengalir ke timur, menuju garis pantai barat Amerika dan upwelling air dingin pun berkurang.

Sementara, selama fenomena La Nina, angin pasat akan menguat, yang akan mengakibatkan tekanan terhadap air hangat menjadi lebih besar ke arah Asia.

Pada saat yang sama, di lepas pantai Amerika, upwelling meningkat, kemudian menyebabkan lebih banyak air dingin yang kaya nutrisi ini naik ke permukaan.

Penyebab fenomena El Nino dan La Nina

Badan meteorologi nasional Inggris, Met Office mengatakan, El Nino terjadi ketika suhu laut Pasifik timur tropis naik 0,5 derajat Celsius, di atas rata-rata jangka panjang.

Dikutip dari Earth Observatory NASA, El Nino terjadi karena adanya kenaikan suhu muka laut, yakni ketika air hangat terbentuk di sepanjang khatulistiwa di Pasifik timur.

Naiknya suhu permukaan laut menghangatkan atmosfer, yang memungkinkan udara yang kata akan uap air naik dan berkembang menjadi hujan badai.

Kendati demikian, ahli menyebut, seperti dikutip dari Space, penyebab dari fenomena El Nino dan La Nina ini masih belum diketahui secara pasti.

Baca juga: Apakah Dampak Fenomena El Nino pada Suhu Global?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com