Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurun Sahara Pernah Jadi Tempat Subur, Bagaimana Itu Bisa Terjadi?

Kompas.com - 20/09/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Gurun Sahara pernah menjadi tempat yang subur. Namun bagaimana itu terjadi masih terus dipelajari.

Gurun Sahara yang terletak di Benua Afrika dikenal sebagai kawasan yang sangat kering, namun siapa sangka jika wilayah ini dulu pernah subur dan hijau.

Sebuah studi perintis yang belum lama ini dilakukan, berhasil memberikan pencerahan baru mengenai kapan dan bagaimana periode tersebut terjadi.

Studi tersebut menunjukkan periode lembab di Afrika Utara yang terjadi selama 800.000 tahun terakhir. Periode tersebut menjelaskan mengapa Gurun Sahara saat itu memiliki lanskap hijau.

Fase basah periodik di Gurun Sahara tersebut didorong oleh perubahan orbit bumi mengelilingi matahari dan tertekan selama zaman es.

Studi Gurun Sahara

Dikutip dari Phys, Sabtu (16/9/2023) untuk mengetahui bagaimana Sahara bisa menghijau, pertama kalinya, ilmuwan iklim melakukan simulasi interval historis Gurun Sahara.

Baca juga: Fenomena Salju di Gurun Sahara, Ahli Jelaskan Penyebabnya

Penelitian ini menjadi salah satu studi pemodelan iklim pertama yang mensimulasikan Periode Lembab Afrika dengan besaran yang sebanding dengan pengamatan paleoklimat. Studi pun dapat mengungkap mengapa dan kapan peristiwa hijaunya Gurun Sahara ini terjadi.

"Transformasi siklus Gurun Sahara menjadi ekosistem sabana dan hutan adalah salah satu perubahan lingkungan yang paling luar biasa di planet ini," kata Edward Armstrong, penulis utama studi.

Sebelum menjadi gurun seperti sekarang, terdapat banyak bukti, Gurun Sahara pernah ditumbuhi tanaman di masa lalu dengan sungai, danau, dan hewan yang bergantung pada air seperti kuda nil.

Saat Periode Lembab Afrika terjadi, itu kemungkinan berperan penting dalam menyediakan koridor tumbuh-tumbuhan di luar Afrika, sehingga memungkinan penyebaran bebagai spesies, termasuk manusia purba ke seluruh dunia.

Faktor yang memengaruhi hijaunya Gurun Sahara menurut peneliti diperkirakan didorong oleh perubahan kondisi orbit Bumi, khususnya presesi orbit Bumi.

Baca juga: Tak Ada Hutan di Gurun Pasir, Kenapa Gurun Sahara Punya Jutaan Pohon?

 

Presesi mengacu bagaimana Bumi berputar pada porosnya yang kemudian memengaruhi musim.

Hasil pemodelan iklim lantas mengkonfirmasi Periode Lembab Afrika Utara terjadi setiap 21.000 tahun dan ditentukan oleh perubahan presesi orbit Bumi.

Hal itu menyebabkan musim panas yang lebih hangat di Belahan Bumi Utara dan meningkatkan curah hujan di Sahara, sehingga vegetasi tipe sabana bisa tersebar di seluruh gurun.

Kendati demikian periode lembab tidak terjadi selama zaman es, ketika terdapat lapisan es glasial besar yang menutupi sebagian besar wilayah lintang tinggi.

Model iklim ini pun berhasil mengetahui perubahan masa lalu dan juga memahami perubahan di masa depan.

"Wilayah Sahara adalah semacam gerbang yang mengendalikan penyebaran spesies antara Afrika Utara dan Sub-Sahara serta di luar benua. Sehingga pemodelan ini tentu merupakan pencapaian besar," ungkap Miikka Tallavaara, rekan penulis dari Universitas Helsinki.

Studi tentang bagaimana lingkungan Gurun Sahara dahulunya pernah subur dan hijau ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.

Baca juga: Penuh Lele dan Nila, Ini Bukti Gurun Sahara Tak Setandus Sekarang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com