Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor


KOMPAS.com- Dalam bayangan kita, gurun Sahara hanyalah daerah tandus, kering dan sangat panas. Tentu tak ada pepohonan, bahkan hutan di wilayah ini.

Namun, satu studi yang dilakukan sekelompok peneliti internasional mengungkapkan bahwa gurun pasir terbesar di dunia ini menyembunyikan ratusan juta pohon.

Tidak seperti pepohonan yang mengerumun di hutan, pohon-pohon di gurun pasir ini tumbuh terpisah.

Seperti dikutip dari BBC, Kamis (22/10/2020), para peneliti telah berhasil menghitung jumlah pohon yang ada di kawasan gurun seluas 1,3 juta km persegi di kawasan barat laut Afrika.

Gurun Sahara membentang di berbagai negara, termasuk Aljazair, Mauritania, Senegal dan Mali, serta mencakup bagian kawasan Sahara Barat dan juga Sahel, kawasan semi tropis di bagian selatan padang pasir.

Baca juga: Gurun Sahara Pernah Hijau, Bisakah Surga Itu Kembali Lagi?

 

Dalam studi yang telah diterbitkan di jurnal Nature ini, menyimpulkan bahwa masih ada lagi sejumlah besar pohon yang tidak terduga di kawasan ini.

Secara lebih khusus, ternyata pohon yang tercatat berjumlah 1,8 miliar, data ini mengungkapkan jumlah yang lebih banyak dari dugaan sebelumnya.

Ilmuwan menghitung pohon secara manual

Ketua kelompok peneliti, Martin Brandt dari Universitas Kopenhagen, Denmark, mengatakan walaupun sebagian besar pohon berada di Sahel, namun ada ratusan juta pohon di Sahara sendiri.

Baca juga: Penuh Lele dan Nila, Ini Bukti Gurun Sahara Tak Setandus Sekarang

 

"Perkiraannya (jumlah pohon) sekitar satu sampai tiga per hektare rata-raya di kawasan sangat tandus Sahara. Terdengar tak banyak, namun jumlah lebih banyak dari yang kami perkirakan," ungkap Brandt.

Lebih lanjut dia mengatakan kawasan yang diteliti hanya 20 persen dari wilayah Sahara dan Sahel, sehingga jumlah pohon secara keseluruhan kemungkinan jauh lebih banyak.

Lantas, bagaimana acara ilmuwan menghitung jumlah pohon di gurun pasir Sahara?

Tim ilmuwan ini terdiri dari para pakar lintas ilmu, dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA), badan penelitian ilmiah Perancis (CNRS) dan Pusat Ekologi Dakar di Senegal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com