Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Gurun Sahara Bisa Menghijau Lagi Seperti Ribuan Tahun Lalu?

Kompas.com - 20/03/2023, 08:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekitar 11.000 hingga 5.000 tahun yang lalu, setelah zaman es terakhir berakhir, Gurun Sahara lahan hijau dengan berbagai tumbuhan yang tumbuh subur.

Gurun itu juga memiliki danau yang menarik hewan seperti kuda nil, antelop, gajah untuk tinggal.

Baca juga: Fenomena Salju di Gurun Sahara, Ahli Jelaskan Penyebabnya

Kini, surga yang subur itu telah lama hilang dan menjadi gurun yang lebih dikenal sebagai salah satu tempat terkering di dunia.

Apa Gurun Sahara bisa menghijau lagi?

Jawaban singkatnya adalah bisa. Mengutip Live Science, Minggu (19/3/2023) Sahara yang hijau dikenal juga sebagai Periode Kelembapan Afrika.

Periode itu menurut Kathleen Johnson, profesor sistem Bumi di University of California Irvine, disebabkan oleh rotasi orbit Bumi yang terus berubah di sekitar porosnya. Pola itu bakal berulang setiap 23.000 tahun.

Baca juga: Mengapa Gurun Garam Memiliki Pola Sarang Lebah yang Aneh?

Tapi emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh manusia menyebabkan perubahan iklim tak terkenali membuat tidak jelas kapan Sahara yang gersang seperti saat ini akan menngalami periode hijau lagi.

Peter de Menocal, direktur di Pusat Iklim dan Kehidupan di Observatorium Bumi Lamont-Doherty di Columbia Universitas di New York menyebut rotasi aksial Bumi dipengaruhi oleh interaksi gravitasi Bulan dan planet-planet yang lebih masif.

Hal tersebut kemudian menyebabkan perubahan periodik pada orbit Bumi. Salah satu perubahan ini adalah 'goyangan' pada poros Bumi.

Pergeseran itulah yang memposisikan Belahah Bumi Utara lebih dekat ke matahari di musim panas setiap 23.000 tahun yang menyebabkan peningkatan radiasi matahari.

Kenaikan radiasi matahari ini memperkuat monsun Afrika, pergeseran angin musiman di wilayah tersebut yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara daratan dan lautan.

Panas yang meningkat di atas Sahara menciptakan sistem tekanan rendah yang mengantarkan uap air ke Sahara. Kelembaban yang meningkat kemudian mengubah Sahara menjadi padang rumput tertutup semak.

Baca juga: Fakta-fakta Gurun Sahara, Tidak Hanya Dihuni Unta

Kapan Sahara yang hijau akan terjadi lagi?

Hal yang menarik bagi ilmuwan iklim adalah fenoma sahara yang menghijau itu tiba-tiba muncul dan mengilang. Akhir dari periode sahara hijau hanya memakan waktu 200 tahun.

Johnson menjelaskan perubahan radiasi matahari terjadi secara bertahap, tetapi lanskap Sahara berubah secara tiba-tiba.

"Ini adalah contoh perubahan iklim mendadak dalam skala yang akan diperhatikan manusia," katanya.

Sementara itu catatan dari sedimen laut menunjukkan sahara hijau terjadi berulang kali. Dan menurut proyeksi, Sahara hijau dapat terjadi lagi sekitar 10.000 tahun lagi, pada tahun 12000 M atau 13000 M.

Namun yang tidak dapat diprediksi oleh ilmuwan adalah bagaimana gas rumah kaca akan memengaruhi siklim iklim alami tersebut.

Jika tidak ingin menunggu selama itu, cara lain pun bisa dilakukan untuk mengubah sebagian Sahara menjadi lanskap hijau.

Ini bisa dilakukan dengan memasang ladang surya dan angin besar sehingga meningkatkan curah hujan di Sahara. Peningkatan curah hujan pada gilirannya dapat menyebabkan pertumbuhan vegetasi.

Namun usaha tersebut belum pernah diuji di Gurun Sahara.

Baca juga: Bukti Gurun Sahara Pernah Hijau Makin Nyata, Ini Temuan Terbarunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com