Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Minyak Jelantah Tidak Boleh Dibuang ke Saluran Air Limbah?

Kompas.com - 18/09/2023, 20:30 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minyak jelantah atau minyak sisa memasak adalah salah satu limbah rumah tangga yang umum dijumpai sehari-hari. Selain berwarna gelap, minyak jelantah biasanya berbau tengik.

Bau ini membuat minyak jelantah biasanya segera dibuang atau dipisahkan agar tidak mengganggu suasana dapur dan rumah.

Alasan minyak jelantah tidak dibuang sembarangan

Minyak jelantah harus dibuang dengan cara yang tepat, karena bisa menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti mengurangi kesuburan tanah dan meracuni ekosistem perairan.

Berikut beberapa alasan mengapa minyak jelantah tidak boleh dibuang sembarangan, terutama di saluran air limbah.

Baca juga: Mengapa Limbah Pembangkit Nuklir Fukushima-Daiichi Dibuang ke Laut?

  • Minyak jelantah menyumbat saluran air

Mengutip Kit Wayne Chew dalam Journal of Hazardous Materials tahun 2021, minyak jelantah tidak boleh dibuang ke saluran pembuangan air atau tanah.

Pembuangan minyak jelantah dapat menyebabkan saluran pembuangan air tersumbat dan berbau.

Penyumbatan saluran air ini terjadi akibat karakteristik minyak jelantah yang dapat membeku pada suhu ruangan.

Suo-ping Chen, dalam jurnal RSC Advance tahun 2022 menyebutkan minyak jelantah berbentuk padatan lembut pada rentang suhu 34 sampai 37 derajat celsius.

Hal ini mengakibatkan minyak jelantah yang masuk ke saluran air dapat menempel dan mengeras pada permukaan pipa sehingga menghambat aliran air limbah rumah tangga.

Baca juga: Mengapa Kertas Lebih Mudah Sobek Saat Basah?

 

  • Sumbatan bisa membesar dan berbau

Jacobsen dalam Sewer Processes: Microbial and Chemical Process Engineering of Sewer Networks, Second Edition tahun menjelaskan, materi organik dalam saluran air akan bereaksi dengan mikroba dan partikel debu lainnya dalam saluran air.

Padatan minyak jelantah dapat menjadi sumber makanan mikroba sehingga mikroba berkembang biak.

Selanjutnya, debu juga dapat menempel, sehingga bisa terbentuk sumbatan yang berukuran lebih besar.

Reaksi antara padatan minyak jelantah, udara dalam pipa, dan mikroba juga dapat menyebabkan bau yang tidak sedap keluar dari saluran air.

Baca juga: Mengapa Planet Bumi Mempunyai Kutub Magnet?

  • Minyak jelantah mencemari perairan

Selain itu, minyak jelantah dapat meningkatkan pencemaran air pada aliran air limbah rumah tangga ataupun area perairan lainnya seperti sungai.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik Indonesia, Minggu (6/12/2020), minyak jelantah dapat menutupi permukaan air dari paparan sinar matahari.

Selain berpotensi mencemari air tanah, hal ini menghambat biota air untuk memperoleh sinar matahari, dan oksigen.

Pencemaran air akibat minyak jelantah dapat diketahui melalui tingkat Chemical Oxygen Demand (COD) dan Biological Oxygen Demand (BOD).

Tingkat COD dan BOD ini menunjukkan kadar kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba perairan untuk memecah dan mengurai materi organik di air seperti minyak jelantah.

Oleh karenanya, semakin tinggi nilai COD dan BOD pada suatu area perairan, semakin tinggi pula pencemaran yang ada.

 Baca juga: Mengapa Merasa Mengantuk Setelah Makan Berat?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com