Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2023, 11:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otak manusia digambarkan berkerut. Akan tetapi, pernahkah bertanya-tanya mengapa otak kita memiliki bentuk seperti itu?

Alasan bagaimanaMenurut Lisa Ronan, peneliti di Departemen Psikiatri di Universitas Cambridge di Inggris, korteks atau permukaan luar otak mengembang dan melipat seiring perkembangan otak saat berada di dalam rahim.

Pengembangan itu menyebabkan peningkatan tekanan di permukaan luar tersebut yang kemudian dikurangi dengan melipat.

Ini bisa dianalogikan seperti mendorong kedua ujung karet. Pada titik tertentu permukaannya akan bengkok sebagai respon terhadap peningkatan tekanan.

Atau bisa juga dibayangkan seperti dua lempeng tektonik yang saling bertabrakan. Tekanan selama tumbukan pada akhirnya menjadi begitu besar sehingga lempeng-lempeng mengalami lipatan geologis.

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Otak Manusia

Otak yang berkerut

Dikutip dari Live Science, Kamis (31/8/2023) lipatan atau kerutan yang tidak terhitung jumlahnya ini memungkinkan manusia untuk memiliki lebih banyak neoron yang artinya otak lebih maju dengan kemampuan kognitif yang meningkat.

Otak yang berkerut ini jarang ditemukan karena sebagian besar otak hewan tidak terlipat. Misalnya korteks tikus tidak cukup berkembang selama perkembangan yang berarti permukaan otak mereka sepenuhnya halus.

Otak yang berkerut cenderung terjadi pada hewan dengan otak yang lebih besar.

"Tetapi hal ini juga tidak selalu terjadi. Beberapa mamalia besar seperti manatee justru mimiliki lipatan yang jauh lebih sedikit dibandingkan yang diperkirakan para peneliti berdasarkan ukuran otak mereka," kata Ronan.

Pola kerutan otak manusia

Terbentuknya lipatan pada otak manusia tidak hanya bergantung pada pertumbuhan korteks secara keseluruhan, tetapi juga sifat fisik bagian korteks tersebut.

Baca juga: Otak Manusia Ternyata Lebih Rapuh dari Busa Polistiren

Misalnya daerah yang lebih tipis cenderung lebih mudah terlipat dibandingkan daerah lain.

"Seseorang terlahir dengan otak berkerut. Tetapi poin penting dan menarik adalah otak terlipat dalam pola tertentu," terang Ronan.

Meskipun kerutan yang terdapat pada punggung (gyri) dan lembah otak (sulci) terlihat acak, keduanya sebenarnya konsisten pada setiap individu dan bahkan beberapa spesies.

Pada akhirnya, sifat fisik dan pola lipatan unik setiap wilayah korteks terkait dengan fungsinya.

“Gajah memiliki otak yang jauh lebih besar dan lebih terlipat dibandingkan manusia. Namun yang jelas, kita berada di puncak pohon evolusi, dan mereka tidak berada di puncak pohon evolusi,” papar Ronan.

Dengan kata lain, fungsi korteks otak manusia lebih maju, setidaknya dalam beberapa hal, dibandingkan fungsi korteks gajah, meskipun otak gajah memiliki lebih banyak kerutan.

Baca juga: Dampak Trauma pada Otak Manusia, Begini Penelitiannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com