Mengapa Limbah Pembangkit Nuklir Fukushima-Daiichi Dibuang ke Laut?

KOMPAS.com - Jepang telah mengumumkan rencana untuk membuang air limbah dari pembangkit nuklir Fukushima-Daiichi ke laut yang akan dimulai, Kamis (24/8/2023).

Lantas, mengapa air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima, Jepang tersebut dibuang ke laut?

Limbah nuklir Fukushima dibuang ke laut

Dikutip dari Science Alert, Rabu (23/8/2023) sekitar 100.000 liter air yang terkontaminasi dikumpulkan di lokasi di timur laut Jepang setiap hari.

Air limbah tersebut berasal dari pendinginan reaktor pabrik yang rusak, serta air tanah dan hujan yang merembes masuk ke reaktor.

Sekitar 1,34 juta ton atau setara dengan hampir 540 kolam olimpiade kini disimpan di sekitar seribu kontainer baja di lokasi tepi pantai dan kini pembangkit listrik kekurangan tempat penyimpanan untuk limbah itu.

Baca juga: Mengapa Uranium Sangat Penting untuk Bahan Bakar Nuklir?

Jepang memutuskan pembuangan limbah nuklir dari PLTN Fukushima ke lau pada tahun 2021.

Mereka telah berdiskusi selama bertahun-tahun, terkait rencana membuang paling banyak sekitar 500.000 liter  limbah pembakit nuklir per hari ke laut melalui pipa sepanjang satu kilometer.

Operator pabrik TEPCO mengatakan bahwa sistem penyaringan khusus yang disebut ALPS telah menghilangkan semua unsur radioaktif, termasuk cesium dan strontium, kecuali tritium.

TEPCO menyatakan telah mengencerkan air untuk mengurangi tingkat radioaktivitas hingga 1.500 becquerel per liter (Bq/L), jauh di bawah standar keamanan nasional sebesar 60.000 Bq/L.

Keamanan limbah nuklir dibuang ke laut

Terkait rencana Jepang membuang air limbah pembangkit nuklir Fukushima-Daichi ini, pakar nuklir dari Universitas Adelaide, Tony Hooker mengatakan, tingkat tritium jauh di bawah batas air minum Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 10.000 Bq/L.

Baca juga: Mengapa Ikan di Laut Dalam Terlihat seperti Alien?