Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2023, 22:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Stimulasi diri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seksualitas manusia, yang memberikan cara alami untuk merasakan kesenangan, mengeksplorasi teknik seksual, dan memuaskan dorongan seksual.

Seberapa sering seseorang melakukan masturbasi bisa sangat berbeda dengan orang lain. Hanya karena lebih sering melakukan masturbasi, bukan berarti hal itu perlu dikhawatirkan.

Namun, jika merasa terlalu sering melakukan masturbasi, mungkin muncul pertanyaan, apakah masturbasi bisa menyebabkan kecanduan? Jika ya, apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya?

Mungkinkah kecanduan masturbasi?

Istilah “kecanduan” biasanya digunakan untuk menggambarkan banyak hal. Namun, kecanduan bukan sekadar perasaan atau dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang disukai.

Baca juga: Benarkah Masturbasi Bisa Mengubah Ukuran Penis?

Dilansir dari PsychCentral, kecanduan adalah kondisi otak yang kompleks, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhenti menggunakan suatu zat atau melakukan suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.

Karena masturbasi melepaskan zat kimia di otak yang menimbulkan perasaan nyaman, seperti zat dan perilaku adiktif lainnya, beberapa orang percaya bahwa masturbasi kompulsif dapat dianggap sebagai kecanduan.

Misalnya, sebanyak 40 studi telah menemukan bahwa orang dengan perilaku hiperseksual mungkin mengalami perubahan otak yang sama seperti yang diamati pada orang dengan kecanduan klinis.

Namun, kecanduan masturbasi tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). Hal ini juga berlaku untuk kategori perilaku terkait seksual lainnya, seperti kecanduan seks dan kecanduan pornografi.

Baca juga: Asal-usul Evolusi dan Manfaat Masturbasi, Studi Jelaskan

Sebaliknya, kondisi ini biasa disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan terkadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau out of control sexual behavior (OCSB) atau perilaku seksual di luar kendali.

Meskipun kecanduan masturbasi tidak diakui dalam DSM-5, kecanduan ini masih dapat menyebabkan gangguan, perasaan malu, masalah sosial, dan sebagainya.

Bagaimana mengatasi "kecanduan" masturbasi?

Dilansir dari Healthline, perlu diingat bahwa masturbasi, pada dasarnya, merupakan perilaku yang sehat dan normal. Masturbasi yang teratur atau sering belum tentu merupakan tanda adanya masalah.

Namun, jika kebiasaan masturbasi mengganggu hubungan, pekerjaan, sekolah, atau kesehatan mental, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang perlu ditangani.

Karena stigma masyarakat seputar masturbasi, orang yang mengalami "kecanduan" mungkin merasa malu atau enggan untuk membicarakannya.

Baca juga: Apa Efek Terlalu Sering Masturbasi?

Salah satu solusi praktis untuk mengatasinya adalah dengan menemui terapis atau bergabung dengan kelompok pendukung. Ini mungkin membantu dengan menawarkan ruang yang lebih aman dan nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com