KOMPAS.com - Kecanduan masturbasi tidak tercatat sebagai kondisi kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5).
Sebaliknya, kecanduan masturbasi biasanya disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan terkadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau perilaku seksual di luar kendali (OCSB).
Meskipun kecanduan masturbasi tidak terkategori dalam DSM-5, kecanduan masturbasi masih dapat menyebabkan masalah, perasaan malu, dan kendala sosial atau hubungan.
Banyak bukti menunjukkan bahwa masturbasi tidak memiliki efek samping negatif yang nyata bagi kebanyakan orang.
Baca juga: Bisakah Seseorang Kecanduan Masturbasi?
Namun, dikutip dari PsychCentral dan Medical News Today, jika melakukan masturbasi secara berlebihan, mungkin dapat menyebabkan:
Bagi sebagian orang yang secara moral menentang masturbasi, melakukan stimulasi diri dapat menyebabkan rasa malu dan rendah diri.
Perasaan ini juga dapat membuat seolah-olah masturbasi, berapa kali pun dilakukan, menyebabkan perasaan bersalah yang intens meskipun masturbasi hanya dilakukan sesekali.
Baca juga: Benarkah Sering Masturbasi Sebabkan Disfungsi Ereksi?
Dilansir dari Healthline, masturbasi memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.
Tetapi, mungkin terobsesi untuk mengejar puncak orgasme yang bisa menyebabkan masturbasi menjadi masalah.
Perilaku seksual kompulsif mungkin juga bersifat neurologis. Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami dan penyakit saraf seperti Parkinson dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.
Penelitian terhadap hewan mengatakan, kecanduan perilaku mungkin mengubah jalur saraf otak, mirip dengan gangguan penggunaan zat. Inilah yang mungkin membuat seseorang ingin melakukan perilaku itu lebih sering, termasuk masturbasi.
Baca juga: Masturbasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Virus, Ini Penjelasan Dokter
Beberapa orang dapat berhenti melakukan masturbasi kompulsif dengan sendirinya. Namun, ada juga yang bisa berhenti dengan bantuan profesional.
Bagi yang tengah berjuang untuk berhenti masturbasi, mungkin akan terbantu jika menemui terapis, yang idealnya berspesialisasi dalam menangani perilaku seksual yang tidak terkendali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.