Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2023, 13:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kecanduan masturbasi tidak tercatat sebagai kondisi kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). 

Sebaliknya, kecanduan masturbasi biasanya disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan terkadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau perilaku seksual di luar kendali (OCSB).

Meskipun kecanduan masturbasi tidak terkategori dalam DSM-5, kecanduan masturbasi masih dapat menyebabkan masalah, perasaan malu, dan kendala sosial atau hubungan. 

Apakah sering masturbasi berbahaya bagi kesehatan?

Banyak bukti menunjukkan bahwa masturbasi tidak memiliki efek samping negatif yang nyata bagi kebanyakan orang. 

Baca juga: Bisakah Seseorang Kecanduan Masturbasi?

Namun, dikutip dari PsychCentral dan Medical News Today, jika melakukan masturbasi secara berlebihan, mungkin dapat menyebabkan:

  • Tekanan emosional dan psikologis
  • Kulit yang teriritasi pada atau di sekitar alat kelamin
  • Masalah saat melakukan hubungan seks dengan pasangan
  • Mengganggu aktivitas sehari-hari 
  • Penurunan sensitivitas seksual, jika masturbasi dilakukan secara agresif 

Bagi sebagian orang yang secara moral menentang masturbasi, melakukan stimulasi diri dapat menyebabkan rasa malu dan rendah diri. 

Perasaan ini juga dapat membuat seolah-olah masturbasi, berapa kali pun dilakukan, menyebabkan perasaan bersalah yang intens meskipun masturbasi hanya dilakukan sesekali.

Baca juga: Benarkah Sering Masturbasi Sebabkan Disfungsi Ereksi?

Apa penyebab kecanduan masturbasi?

Dilansir dari Healthline, masturbasi memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.

Tetapi, mungkin terobsesi untuk mengejar puncak orgasme yang bisa menyebabkan masturbasi menjadi masalah.

Perilaku seksual kompulsif mungkin juga bersifat neurologis. Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami dan penyakit saraf seperti Parkinson dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.

Penelitian terhadap hewan mengatakan, kecanduan perilaku mungkin mengubah jalur saraf otak, mirip dengan gangguan penggunaan zat. Inilah yang mungkin membuat seseorang ingin melakukan perilaku itu lebih sering, termasuk masturbasi.

Baca juga: Masturbasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Virus, Ini Penjelasan Dokter

Beberapa orang dapat berhenti melakukan masturbasi kompulsif dengan sendirinya. Namun, ada juga yang bisa berhenti dengan bantuan profesional.

Bagi yang tengah berjuang untuk berhenti masturbasi, mungkin akan terbantu jika menemui terapis, yang idealnya berspesialisasi dalam menangani perilaku seksual yang tidak terkendali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com